Iya, benar! Gue enggak habis pikir, kenapa harga kereta bandara Soekarno-Hatta kok bisa sebegitu mahalnya? Sekarang ambil contoh Singapura, negara yang memang seharusnya kita contoh dalam membangun sistem transportasi massal. Di Singapura, sama sekali enggak ada kereta eksekutif. Semuanya sama, satu, seragam, dengan standard pelayanan minimal yang sudah baik sebenarnya. Yuk kita lihat secara detail perbandingannya.
Misalkan gue hari ini baru sampai di Singapura setelah liburan dari Indonesia, gue naik kereta nih dari Changi Airport. Dari Changi Airport udah gue hitung tuh lewat Google Maps, jarak ke tempat gue tinggal di Ang Mo Kio adalah sekitar 22 km. Dengan jarak segitu, gue cuma butuh bayar S$2.4 (Rp. 22rb) kalau gue pake tiket standar atau S$1.81 (Rp. 17rb) kalau gue pake tiket berlangganan (ez-Link atau FlashPay). Kalau dibagi kasar dengan jarak, gue dapet sekitar S$0.11 (Rp. seribu) per kilometer untuk tiket standar, atau S$0.08 (750 perak doank) per kilometer pakai tiket berlangganan.
Apa yang gue dapet kalau pake kereta di Singapura? Enggak ada yang lebih kok. Tapi setidaknya, kalian bisa menikmati penyejuk udara yang murah hati. Kalau beruntung, kalian bisa duduk juga pas jam-jam hari biasa atau hari kerja. Transfer dari satu kereta ke kereta lain juga dipandu dengan eskalator di mana-mana. Ketidaknyamanan yang perlu dicatat ya mungkin cuma satu, gue harus transfer kereta tiga kali. Selebihnya ya biasa saja kok, naik kereta bisa dinikmati sepanjang perjalanan. Bagaimana dengan kereta bandara Soekarno-Hatta?
Nah, ini sekarang untuk Soekarno-Hatta. Gue dulu pernah tinggal di Setiabudi Jakarta Selatan (bukan di apartemen sekitaran Setiabudi tapi di kampung belakang polsek... hahahaha...), jadi gue tarik garis ke sana deh. Jaraknya dari bandara adalah sekitar 31 km dengan harga Rp. 75rb. Kalau dibagi per kilometer adalah sekitar Rp. 2400 per kilometer. Apa yang gue dapet kalau pake kereta ini?
Okelah! Tapi apa ya harus seperti ini? Kereta bandara apa ya cuma satu kelas aja, Rp. 75rb?
Menurut gue denyut nadi "transportasi" itu ada di kata "massal". Jadi kalau kita bisa menyediakan transportasi massal yang murah tetapi tidak mengorbankan standard mutu, gue rasa nggak ada masalah kok kalau Indonesia bisa sediakan kereta Bandara Soekarno-Hatta seharga Rp. 31rb (ngikut harga MRT Singapura). Berdiri masih oke, nggak masalah. Asalkan standar minimal tetap dijaga seperti yang sekarang ini PT. Kereta Api sudah lakukan dengan kereta ekonomi dan bisnis jarak jauh.
Enggak lucu gitu loh... masak kita kalah murah sama negara tetangga???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H