Lihat ke Halaman Asli

Radityo Ardi

Cuma manusia biasa, banyak salahnya. Gimana donk?

Gamer Flight Sim Berpotensi Gantikan Pilot Saat Darurat, Tapi...

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

738 Cockpit

Kali ini, menarik banget waktu baca artikel di majalah salah satu Airline terkemuka, AirAsia Travel 3Sixty. Bukan bertujuan untuk promosi, hehehe... tetapi lebih kepada informasi yang ada di majalahnya yang dirasa menarik untuk dibagi di Kompasiana, dan informasinya cukup umum untuk ditelaah. Salah satu senior AirAsia, Captain Lim, yang tersohor itu lewat websitenya www.askcaptainlim.com itu, kedapati mendapat banyak pertanyaan aneh dan miring dari para pembaca websitenya, dan beliau yang sudah cukup mengarungi 25 ribu lebih jam terbang, menjawabnya dengan benar-benar santun dan tetap open-minded. Kali ini pertanyaan datang dari para penggila game flight simulator semacam Microsoft Flight Simulator. Bahkan kalau mau tahu komunitas ini bisa dibilang benar-benar berkembang di Indonesia dikarenakan ada wadahnya di www.indoflyer.net, dimana para pilot beneran, pilot virtual (gamers flight simulator), perajin die cast, dan komunitas fotografi khusus untuk aviasi ini ngumpul di sini.

[caption id="" align="aligncenter" width="602" caption="738 Cockpit"][/caption]

Agak-agak lupa dengan pertanyaannya, tapi kira-kira pertanyaannya begini, apakah seorang penumpang mampu menerbangkan dan mendaratkan pesawat dalam keadaan darurat jika kedua pilot mengalami cedera, keracunan makanan dan tidak mampu menjalankan tugasnya dalam situasi tersebut? Maksud pertanyaannya adalah lebih spesifik kepada para gamer flight simulator, yang penasaran apakah kemampuan mereka menerbangkan pesawat di dalam game ini dapat digunakan untuk menerbangkan pesawat beneran?

Captain Lim menjawabnya, bahwa situasi dimana kedua pilot keracunan makanan ini sangat kecil kemungkinan. pilot dan kopilot dalam aturan perusahaan penerbangan memang dilarang makan makanan yang berpotensi meracuni dan membuat mual, seperti seafood. Dan mereka juga diharuskan untuk tidak makan makanan yang sama dalam waktu yang sama pula, supaya mengantisipasi kedua pilot ini "teler" dalam waktu yang sama ketika menerbangkan pesawat. Untuk informasi, pilot dan kopilot ini memiliki tugas dan fungsi berbeda, meski keduanya memiliki kemampuan yang sama, yaitu menerbangkan pesawat. Umumnya pilot menjalankan mekanis pesawat, sedang kopilot umumnya mengatur komunikasi dengan ATC (Air Traffic Controller) di bandara. Pilot dan kopilot diharuskan saling mendukung satu sama lain jika terjadi kekurangan atau kelalaian. Ketika jaman kemerdekaan RI, jumlah pilot dalam sebuah penerbangan, bisa mencapai 3 hingga 5 orang, tergantung besar kecilnya pesawat.

Kembali ke topik, Captain Lim berkelakar dengan mencoba membuat perumpamaan tentang 4 macam penumpang, dimana dimisalkan kedua pilot mengalami cedera atau keracunan makanan. Agak-agak lupa ceritanya, namun kurang lebih begini.

Kang A, ini tidak tahu apa-apa tentang terbang, dan tak tahu apa-apa tentang dunia pilot dan pesawat. Mengendalikan pesawat itu memang tidak semudah yang kita bayangkan. Tanpa bantuan atau komunikasi dengan orang yang mengerti betul tentang pesawat, komunikasi dengan ATC mungkin atau pilot lain, agaknya Kang A akan kesulitan ketika mencobanya. Malahan, Kang A belum tentu bisa menghubungi melalui radio, karena emang tombolnya bejibun, booo..! Salah pencet, ancur tu pesawat. Kontak radio, enggak bisa. Kontak lewat HP, orang pake HP aja dilarang kok malah pake HP. Bakal benar-benar kesusahan ketika Kang A mencoba mendaratkan pesawat.

[caption id="" align="aligncenter" width="502" caption="Captain Lim"]

Captain Lim

[/caption]

Kang B, ini baru lulus dari sekolah penerbang, dan jam terbangnya masih kecil, private pilot pula. Untuk informasi, lisensi / SIM-nya pesawat komersil dan pesawat pribadi ini berbeda, karena setahu saya metode komunikasinya antar ATC juga agak berbeda, pesawat pun umumnya berbeda juga. Tetapi mendaratkan pesawat bagi Kang B ini dimungkinkan karena Kang B udah tau tombol radionya dimana! Tinggal pencet...cet..., hubungi ATC terdekat, jika darurat berlanjut, hubungi pilot profesional melalui radio untuk memandunya mendaratkan pesawat.

Kang C, ini penggemar berat game flight simulator. Kang C ini dimungkinkan untuk mendaratkan pesawat juga, asal ada 3 kemampuan Kang C ini untuk mendaratkan pesawat. Yaitu, menyalakan Auto-Pilot selama penerbangan hingga mendarat, memastikan bahwa bandara tujuan sudah dilengkapi Instrumentation Landing System (ILS), dan tentunya komunikasi ke ATC terdekat. Kecil kemungkinan Kang C bisa mendaratkan pesawat tanpa 3 kemampuan ini. Untuk informasi, ILS ini memungkinkan pesawat untuk mendarat sempurna tanpa bantuan tangan pilot, kecuali untuk menyalakan Auto-Pilot dan mengendalikan pesawat ketika di darat nanti. Setahu saya, umumnya dipakai ketika pendaratan di malam hari dan ketika cuaca buruk.

Kang D, ini pilot yang sedang tidak bertugas. Tak perlu diragukan lagi, Kang D mampu mendaratkan pesawat, dengan sedikit bantuan atau tanpa bantuan jika Kang D sudah mahir dengan tipe pesawat yang kebetulan ditumpanginya.

Hal yang harus diketahui 4 macam penumpang ini adalah, sebelum mengambil alih kursi pilot, pastikan untuk memindahkan sang pilot dan kopilot dari kursinya tanpa menyentuh knob, tongkat pengendali, atau tombol apapun di pesawat. Lalu, pertanyaannya, dari keempat orang itu siapa yang berhak mengambil alih?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline