Lihat ke Halaman Asli

Kegiatan Nobar antar Klub Sepak Bola Eropa di Indonesia Melalui Kafe-Kafe dalam Kajian Kebudayaan Massa

Diperbarui: 11 Juni 2024   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Acara nonton bareng (nobar) laga final Liga Champions Eropa 2018 di Santa Cafe Mercure, Banjarmasin, berlangsung seru, Minggu (27/5/2018)./dok. pri

Pendahuluan

Perbedaan waktu, jarak tempuh serta biaya untuk datang menonton sepak bola terlebih klub kesayangan para penggemar berlaga di pentas pagelaran eropa pada umumnya tidak memungkinkan bagi masyakat indonesia. Nobar atau Nonton Bareng pada hari ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas, terutama dalam konteks kajian kebudayaan. Nobar merupakan kegiatan pertunjukan seni serta menampilkan tayangan industri di ranah publik untuk memberikan hiburan bagi Masyarakat. Kegiatan nobar pada umumnya dilaksanakan secara terbuka atau bahkan tertutup dari suatu kelompok maupun komunitas tertentu dalam mencapai Hasrat kebutuhannya.

Sepak Bola (Football) tiada lain dan tiada bukan menjadi cabang olahraga yang paling banyak diminati oleh orang-orang di berbagai belahan dunia manapun untuk disaksikan. Sebagai olahraga populer, sepak bola dinilai bisa menyatukan berbagai kalangan dan tak heran jika sepak bola memiliki jumlah penggemar yang banyak dari berbagai lapisan masyarakat. Bagaimana tidak, sepak bola kerap kali mempertunjukkan keindahan seni setiap para pemain-pemainnya dalam mengolah si kulit bundar baik dari skill individu, gol-gol selebrasi, serta formasi maupun dari segi taktikal antar pelatih. Hal ini bisa dilihat dari klub unggulan yang memiliki basis suporter dari berbagai penjuru dunia, seperti yang dilansir dalam situs media berita sepakbola milik Talksport.com ;

  • Manchester United (England) sebanyak 354 juta Fans.
  • FC Barcelona (Spain) sebanyak 270 juta Fans.
  • Real Madrid C.F (Spain) sebanyak 174 juta Fans.
  • Chelsea FC (England) sebanyak 135 juta Fans.
  • Arsenal FC (England) sebanyak 113 juta Fans.

Secara social melalui media massa, sepak bola mampu mempertemukan berbagai latar belakang sosial dalam suatu identitas fans sepak bola, bahkan hingga menjalin antar benua. Sepak bola telah bertransformasi menjadi kultur populer yang selalu bergerak dalam suatu ketidakstabilan yang menguras emosi  pemujanya. Emosi penggemar sepak bola tersebut pada gilirannya terpolarisasi menjadi fans club yang terbentuk berdasarkan suatu ikatan yang bersifat imajiner.

Nobar di kafe  menjadi kebudayaan Massa

Kafe merupakan tempat yang cocok untuk mengadakan acara nobar  karena atmosfer yang lebih santai sehingga pengunjung bisa berlama-lama di kafe seperti halnya pada hari-hari biasa. Pada saat nobar berlangsung, kafe yang tenang berubah menjadi tiruan  stadion dengan didandani dengan semangat sepakbola dan peran penonton yang  juga ikut membangun suasana seperti stadion. Ciri kafe sebagai tempat makan dan minum juga berubah karena kedua hal itu tidak menjadi pertimbangan utama  pengunjung kafe pada saat nobar.

Kegiatan Nobar di kafe kini menjadi sebuah trend yang dimana para pemilik usaha tersebut menyediakan sarana serta besinergi dengan ketua fans klub untuk mengadakan berbagai agenda  hiburan seperti fun games, kuis interaktif, dan menyanyikan lagu atau himne masing-masing klub sebelum match dimulai. Tidak hanya itu, pemilik kafe juga menjual aneka makanan dan minuman untuk menunjang kebutuhan para fans pada saat-saat pertandingan di mulai. Tentu ini menjadi keuntungan tambahan bagi pemilik kafe tersebut sekaligus referensi tempat pelaksanaan kegiatan Nobar.

Dalam kajian kebudayaan, salah satu varian dari pandangan yang memisahkan antara "budaya rendah" dan "budaya tinggi" yakni "kebudayaan massa" yang dianggap lebih inferior, karena Kebudayaan telah bertransformasi menjadi suatu komoditas bagi para fans klub eropa di Indonesia dalam  menyaksikan pertandingan sepak bola di kafe-kafe tertentu yang mengadakan kegiatan Nobar. Kegiatan Nobar ini memiliki kesan kurang autentik dan tidak memuaskan bagi para penikmatnya, dasarnya adalah "kebudayaan Massa" kapitalis mengkomodifikasi para penonton dengan tujuan untuk menikmati tayangan sepak bola dan juga menyajikan dagangan makanan dan minuman mereka untuk dikonsumsi. Adorno dan Horkheimer telah memadukan frase "industri Kebudayaan" untuk menunjukkan bahwa kebudayaan kini sepenuhnya saling berpautan dengan ekonomi dan produksi kebudayaan oleh para kapitalis.

Kesimpulan 

Kegiatan nobar kini telah menjadi kebudayaan massa yang diproduksi oleh pemilik kafe-kafe sebagai kapitalis. Kafe merupakan tempat yang cocok untuk mengadakan acara nobar  karena atmosfer yang lebih santai sehingga pengunjung bisa berlama-lama di kafe seperti halnya pada hari-hari biasa. Pada saat nobar berlangsung, kafe yang tenang berubah menjadi tiruan stadion dengan didandani dengan semangat sepakbola dan peran penonton yang  juga ikut membangun suasana seperti stadion.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline