Lihat ke Halaman Asli

Raditya Nandhirabrata

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro

Fenomena Maraknya Penjualan Telur Infertil di Pasaran, Mahasiswa Peternakan UNDIP Melakukan Penyuluhan

Diperbarui: 5 Agustus 2020   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raditya Nandhirabrata, Mahasiswa KKN dari Program Studi Peternakan UNDIP (Dokpri)

Dokpri

Tegalgede, Karanganyar (22/7) Maraknya penjualan telur infertil yang semakin sering ditemui di pasaran menyebabkan kekhawatiran di masyarakat, namun ternyata masih banyak juga yang belum mengetahui tentang apa itu telur infertil, legalitasnya, dan efeknya apabila dikonsumsi. 

Telur infertil merupakan telur yang dihasilkan dari ayam penetasan dimana produk akhirnya merupakan anak ayam DOC (Day 0 Chick) yang kemudian akan diternakkan menjadi ayam petelur maupun pedaging. 

Pada masa penetasan tersebut tentu ada beberapa telur yang tidak menetas walaupun telah dibuahi, telur-telur tersebut dinamakan telur infertil atau telur HE (Hatched Egg). 

Wajarnya telur-telur tersebut dibuang atau dijual ke pabrik pakan ikan karena tidak layak untuk dikonsumsi manusia seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 32 /Permentan / PK. 230 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Telur tersebut disalahgunakan oleh oknum pabrik penetasan untuk kemudian dijual ke pasaran dengan harga murah kisaran Rp. 7.000 – 13.000 / kg yang mana sangat jauh selisihnya dengan harga telur ayam di pasaran yang berkisar di angka Rp. 21.000 – Rp. 24.000 / kg.

Poster Sebagai Media Penyuluhan Utama Untuk Disebarkan Kepada Warga Tegalgede, Karanganyar (Dok: LPPM UNDIP)

Banyaknya warga yang tidak mengerti perbedaan dan bahaya telur infertil yang dijual di pasaran menyebabkan Mahasiswa KKN dari Peternakan Undip yang bernama Raditya Nandhirabrata mengadakan penyuluhan ke masyarakat kelurahan Tegalgede, Dukuh Tegalwinangun, RW 13 RT 02 di Rumah Sehat Hidayatul Insan dengan memberikan presentasi dengan media berupa brosur, poster dan powerpoint mengenai bahaya telur infertil. Tidak lupa pula dilakukan praktik cara membedakan telur ayam ras konsumsi dengan telur ayam kampung serta telur ayam infertil. 

Diharapkan dengan cara tersebut masyarakat dapat mengetahui apa itu telur infertil, legalitasnya, ciri-ciri serta efeknya apabila dikonsumsi secara terus-menerus.

Suasana Penyuluhan, Bertempat di Rumah Sehat Hidayatul Insan (RSHI) Tegalgede Karanganyar (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline