Lihat ke Halaman Asli

Green Flag vs Red Flag dalam Hubungan Asmara

Diperbarui: 25 Mei 2023   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

KBBI (2007) mendefinisikan bahasa gaul sebagai ‘dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh komunitas tertentu untuk pergaulan’. Kosakata bahasa ini berasal dari berbagai macam sumber, seperti dialek Indonesia Jakarta, bahasa prokem, bahasa daerah, dan bahasa asing. Selain itu, bahasa gaul juga menciptakan kosakata baru yang terbentuk melalui aturan-aturan tertentu. Di zaman sekarang, penggunaan bahasa gaul kian hari semakin marak dan bervariasi. Seperti yang kita ketahui, di mana pun dan kapan pun saat kita, para pemuda, berkumpul secara sadar maupun tidak sadar kita pasti menggunakan kosakata gaul pada saat kita berbicara. Contoh kosakata gaul yang sering digunakan sehari-hari seperti BuCin, GaJe, Red Flag, Green Flag, MaGer, GerCep, dan lain sebagainya.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas terkait penggunaan kosakata gaul yaitu Red Flag dan Green Flag pada kasus percintaan para pemuda zaman sekarang. Red Flag adalah kosakata gaul yang memiliki arti negatif di mana seseorang yang terlabeli dengan kosakata ini cenderung memiliki perilaku negatif seperti playing victim, bergonta-ganti pasangan, melakukan kekerasan fisik maupun verbal, dan masih banyak lainnya. Sedangkan kebalikan dari Red Flag sendiri yaitu  Green Flag, Green Flag adalah kosakata gaul yang memiliki arti positif  di mana seseorang yang terlabeli dengan kosakata ini cenderung memiliki perilaku yang berlawanan dengan orang yang terlabeli Red Flag contohnya seperti tidak bergonta-ganti pasangan, memiliki hubungan yang awet, jarang terjadi pertengkaran baik secara verbal maupun fisik, dan masih banyak lainnya.

Namun, pada kenyataanya seorang yang terindikasi Red Flag jauh lebih mudah mendapatkan pasangan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang pernah dialami oleh teman-teman penulis, seorang yang terindikasi Red Flag lebih mudah mendapatkan pasangan dan bergonta-ganti pasangan disebabkan oleh sifat asli individu tersebut yaitu pandai merayu. 

Individu yang terindikasi Red Flag pandai dalam hal berkomunikasi dan menjalin PDKT (pendekatan) sehingga individu ini lebih mudah mendapatkan pasangan dan menjalin suatu hubungan asmara. 

Pasangan dari individu Red Flag atau dapat kita sebut korban di sini terkadang secara sadar maupun tidak sadar bahwasanya individu yang sedang dekat atau sedang menjalin hubungan asmara dengannya terindikasi Red Flag. Individu yang menyadari bahwasannya pasangan percintaannya terindikasi Red Flag cenderung terbutakan oleh beberapa faktor seperti rasa cinta yang berlebihan, faktor fisik, dan faktor ekonomi. Mayoritasnya seorang individu yang tidak menyadari pasangannya adalah seorang Red Flag cenderung terbutakan oleh rasa cinta yang terlalu berlebihan sehingga membuatnya tidak dapat berpikir secara rasional dalam menjalani suatu hubungan asmara. Akibatnya individu yang menjalin hubungan dengan individu Red Flag sering kali tersakiti dan terkhianati oleh pasangannya.

Beda halnya dengan individu yang terindikasi sebagai individu Green Flag. Berdasarkan pendapat dan pengalaman yang pernah penulis alami, seseorang yang terindikasi Green Flag lebih sulit untuk mendapatkan pasangan, namun jika sudah mendapatkan pasangan biasanya individu Green Flag biasanya lebih awet dalam menjalin hubungan asmara dibandingkan individu Red Flag. Alasan mengapa seorang Green Flag sulit mendapatkan pasangan karena sifat mereka yang terlalu flat atau datar serta polos, seorang Green Flag pada umumnya tidak terlalu terpaku pada hubungan asmara. 

Dari beberapa pendapat dan pengalaman pribadi penulis, seorang Green Flag lebih sulit untuk merasakan cinta dibandingkan individu lainnya hal inilah yang membuat seorang Green Flag sulit untuk melakukan PDKT (pendekatan) pada pasangan lawan jenisnya. Akan tetapi, tidak semua individu Green Flag sulit mendapatkan pasangan justru individu-individu ini lebih mudah dalam memperoleh pasangan. Hal ini disebabkan image atau citra mereka yang dikenal baik sehingga banyak orang yang menyukai dan juga mencintai individu ini. Seorang Green Flag sendiri cenderung lebih dewasa dan juga lebih rasional dalam hubungan percintaan dibandingkan dengan seorang Red Flag. Seorang Green Flag lebih mementingkan perasaan pasangannya dibandingkan seorang Red Flag hal inilah yang membuat seorang Green Flag lebih awet dalam menjalin hubungan asmara.

Menurut pandangan penulis sendiri, suatu hubungan asmara dapat menjadi hubungan yang sehat dan juga awet tergantung oleh seseorang itu memiliki indikasi Red Flag maupun Green Flag. Dari pandangan penulis, hubungan asmara atau percintaan dapat berjalan lebih sehat jika kedua individu dapat bersikap dewasa dan rasional dalam menyelesaikan maupun menjalani hubungan asmara mereka. Contohnya saja seperti ini, jika individu A terindikasi Green Flag sedangkan individu B terindikasi Red Flag dan kedua individu ini menjalin hubungan asmara pastinya hubungan asmara yang mereka ciptakan akan berakhir tidak sehat karena salah satu dari mereka terindikasi Red Flag. Maka dari itu, jika kita ingin menjalin suatu hubungan alangkah baiknya kita melihat secara objektif calon pasangan kita. Tak hanya terpaku dari faktor fisik, ekonomi, dan rasa cinta semata, namun selalu sertakan aspek rasional dalam bertindak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline