Takjub adalah hal pertama yang dirasakan ketika pertama kali menginjakkan kaki di Gunung Kawi. Refleksi perbedaan dari suku, adat, budaya bahkan Agama, menjadi satu untuk menjelma menjadi keindahan yang luar biasa.
Keindahan perbedaan tersebut bekerja sama dengan Alam yang semakin membuat pemandangannya semakin memanjakan mata. Keindahan bangunan-bangunan yang ada berpadu mesra dengan keindahan alam di sekitarnya.
Mulai dari Pesarean yang identik dengan islam, Klenteng yang identik dengan Konghucu, Tradisi Ciamsi yang chinese, beberapa bangunan dengan arsitektur Hindu-Buddha, bahkan Masjidnya Ber-arsitektur Hindu-Buddha, seakan menunjukkan kepada para pengunjung bahwasanya "di Gunung Kawi semua elemen masyarakat, bisa saling bekerjasama sama, tidak peduli agama mu apa, suku mu apa, adat dan budaya mu bagaimana, ketika kamu di Gunung Kawi, maka kita semua adalah sama"
Dan yang terpenting dari itu semua adalah, Gunung Kawi mengajarkan kita untuk menjaga tingkah laku, lisan, dan hati kita agar tidak sembrono dalam melakukan hal, dalam berucap, dan menjaga sifat jelek dalam hati kita.
Gunung Kawi adalah salah satu bentuk lukisan indah hasil karya Tangan Suci Tuhan, yang memadukan antara perbedaan suku, adat, budaya dan Agama dipadukan dengan keindahan alam dan bangunan yang ada, semakin menunjukkan ke-Esa-an Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H