Lihat ke Halaman Asli

Analisis Arti "Pos Pertempuran" Prabowo - Sandi

Diperbarui: 11 Desember 2018   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kubu Prabowo - Sandi akan mendirikan pos pertempuran Pilpres di Solo. Nama posko yang digunakan menguatkan persepsi atau pandangan kubu Prabowo-Sandi menganggap pilpres sebagai perang ketimbang sebagai pesta demokrasi. 

Pesta demokrasi yang seharusnya dirayakan oleh bangsa Indonesia sebagai sebuah kemenangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kubu Prabowo-Sandi menilai pilpres sebagai pertempuran menang atau kalah dapat diartikan menjatuhkan lawan untuk meraih kemenangan. 

Bukan sebagai ajang untuk mengambil hati dan kepercayaan rakyat Indonesia untuk menjadikan dirinya calon pemimpin yang diyakini akan membawa Indonesia lebih baik. 

Penamaan posko "pertempuran" ini memperkuat pandangan kubu Prabowo-Sandi tersebut. Baca pernyataan Ketua BPN DIY: "Kalau BPN-nya tetap di Jakarta, tetap di Kertanegara No 6 karena di situ semuanya berkoordinasi (timses) seluruh Indonesia. Akan tetapi nanti kita bikin semacam pos pertempurannya (di tengah Pulau Jawa)," ungkapnya . 

Sadar atau tidak saya, yang diucapkan dan diistilahkan oleh kubu Prabowo adalah terkait dengan peperangan. Selama ini, istilah yang digunakan mereka adalah perang Badar, perang Bratayuda, Armagedon, melawan partai setan, dan penamaan provokatif lainnya. Dalam pertempuran perang, tentu akan ada yang kalah dan ada pula yang menang, tetapi pastinya juga akan ada korban. 

Korban bisa kubu yang kalah, tetapi juga merugikan rakyat dimanfaatkan untuk dijadikan "prajurit" atau "pion-pion" dalam pertempuran tersebut. 

Bukan hanya kata-kata atau istilah yang digunakan terkait dengan perang, tetapi bahasa yang digunakan untuk menjelaskannya pun sangat kentara memperlihatkan pandangannya. 

Istilah yang digunakan antara lain: langkah strategis, pos komando, lapangan tempur, atau markas terkait dengan istilah perang. Jelas kubu Prabowo menjadikan pilpres sebagai medan pertempuran dan harus menaklukan Jokowi dan aliansinya.

Apakah pandangan ini salah? Bisa salah tapi bisa juga tidak salah, tetapi yang lebih tepat adalah pilpres sebagai ajang memenangkan hati rakyat Indonesia bukan mengorbankan rakyat untuk kepentingan kekuasaan. 

Mengapa Jawa Tengah atau tepatnya Solo sebagai pos komando atau markas pertempurannya? Dalam pertempuran yang penting adalah kemampuan memobilisasi prajurit tempur. Seperti diketahui bahwa Jawa Tengah dan DIY adalah markas PDIP dan sekaligus daerah asal Jokowi, sehingga tidak mengherankan kalau Jawa Tengah diperkirakan menjadi lumbung dan rumahnya Jokowi. 

Dengan kata lain, suara Prabowo-Sandi akan kecil di daerah tersebut. Lalu mengapa Solo yang dipilih? Pilihan ini sesuai dengan strategi perang yang dipahami oleh Prabowo. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline