Lihat ke Halaman Asli

Radithya Rafa Putera

Mahasiswa di Universitas Airlangga

Efisiensi Energi Terbarukan Melalui Teknologi Nanomaterial

Diperbarui: 27 Mei 2024   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting. Energi dibutuhkan untuk berbagai kegiatan, mulai dari transportasi, industri, hingga rumah tangga. Kebutuhan energi dunia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan ekonomi. Energi fosil merupakan sumber energi utama dunia saat ini. Namun, energi fosil memiliki beberapa keterbatasan, seperti jumlahnya yang terbatas, tidak ramah lingkungan, dan dapat menyebabkan perubahan iklim. 

Oleh karena itu energi terbarukan lebih diutamakan dalam kesinambungan penghasilan energi kedepannya Energi terbarukan merupakan sumber energi yang tidak akan habis dan ramah lingkungan. Sumber energi terbarukan ini meliputi tenaga surya, angin, pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, dan biomassa. 

Energi terbarukan mempunyai potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi global. Namun pengembangan energi terbarukan masih menghadapi tantangan, termasuk efisiensi. Efisiensi energi terbarukan merupakan perbandingan antara energi yang dihasilkan dan energi yang dikonsumsi. Efisiensi energi terbarukan yang rendah akan menyebabkan biaya produksi energi yang tinggi. 

Nanoteknologi telah mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir, dengan digunakan dalam bidang sains, teknik, dan teknologi. Seperti di banyak bidang, nanoteknologi telah membawa kemungkinan-kemungkinan baru untuk memecahkan masalah yang perlu dipecahkan. Pemakaian energi global adalah salah satu dari isu penting di zaman kita, diperkirakan akan berkurang secara signifikan berkat nanoteknologi. Ketika negara mencoba menghindari konsumsi sumber daya alam, penelitian sedang dilakukan untuk menemukan dan menciptakan sumber energi baru yang tersedia.

Salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi energi terbarukan adalah dengan menggunakan teknologi nanomaterial. Teknologi nanomaterial dapat memberikan sifat-sifat yang unik dan berbeda dari material makroskopis. Sifat-sifat ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi energi terbarukan dalam berbagai aspek, mulai dari penangkapan energi, konversi energi, hingga penyimpanan energi. 

Untuk mengatasi dampak negatif sumber energi tak terbarukan, perlu dilakukan upaya peningkatan efisiensi energi dan perluasan sumber energi terbarukan. Teknologi nanomaterial dapat memainkan peran penting dalam upaya ini. Teknologi nanomaterial dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi terbarukan dalam berbagai aspek. Teknologi ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi konversi, penyimpanan, dan distribusi energi. Teknologi nanomaterial dapat digunakan dalam pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan seperti PLTS.

Nanomaterial dalam Panel Surya

Di Indonesia radiasi matahari dapat diklasifikasikan untuk kawasan barat dan kawasan timur, penyinaran pada kawasan barat adalah sekitar 4.5 kWh/m3 per hari dengan variasi 10% sedangkan pada kawasan timur adalah sekitar 5.1 kWh/m3 per hari dengan variasi 9%, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah yang memiliki radiasi matahari terbaik ialah kawasan timur Indonesia.

Teknologi yang dapat digunakan dalam pemanfaatan energi surya adalah surya fotovoltaik yang merupakan semikonduktor yang memiliki permukaan luas yang terdiri dari dioda tipe P dan juga tipe N yang mampu merubah energi surya menjadi energi listrik. Teknologi surya fotovoltaik memiliki kelebihan seperti kemudahan dalam sistem pengoperasiannya, biaya pemeliharaan yang relatif lebih murah, dan operasinya yang rendah.  

Dengan adanya nanomaterial fotovoltaik dapat dikembangkan menjadi dye-sensitized solar cell (DSSC) dengan basis CNT-ZnO dan auto scanning 3D dapat mengeluarkan tegangan dari sel surya dengan maksimal. Selanjutnya dilakukan pemotongan bahan material kerangka dari stainles steel dan merangkaikannya seperti desain yang telah dibuat. Kerangka auto scanning selanjutnya dilakukan pemasangan motor yang digunakan untuk menggerakan sel surya. 

Pada sel surya yang tidak dilapisi material CNT-ZnO memiliki daya yang paling rendah. Hal ini karena ZnO merupakan material konduktor yang dapat menghasilkan arus listrik apabila terkena sinar tampak akibatnya elektron dari ZnO berpindah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline