Lihat ke Halaman Asli

Angka Stunting Indonesia Masih Tinggi, Bagaimana Cara Ibu untuk Mencegah Stunting pada Anak?

Diperbarui: 31 Mei 2024   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang masih menghadapi permasalahan kesehatan, salah satunya stunting. Hingga saat ini, angka stunting Indonesia masih tergolong tinggi. Bahkan, pada tahun 2017, Indonesia menempati peringkat ke 5 dengan jumlah balita tertinggi yang mengalami stunting setelah India, China, Nigeria, dan Pakistan (Putri & Ayudia, 2020). Stunting adalah kondisi panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur pada anak balita normal pada umumnya akibat kekurangan gizi terutama ketika janin masih di dalam kandungan (Halimatunnisa dkk, 2020). Dampak stunting dapat berupa gangguan tumbuh kembang anak, tinggi badan yang tidak maksimal saat dewasa, risiko obesitas dan berbagai penyakit metabolisme lainnya, penyakit tidak menular, serta penurunan kapasitas prestasi belajar, kapasitas kerja, dan produktivitas anak. Oleh karena itu, persentase balita stunting di Indonesia masih tinggi dan  merupakan  masalah  kesehatan  yang  harus dicegah. 

Pencegahan stunting pada anak dapat dilakukan dengan suplementasi gizi yang cukup pada ibu hamil. Suplementasi gizi yang cukup berarti meningkatkan konsumsi makanan bergizi dan bukan melipatgandakan porsi makanan yang dikonsumsi. Melipatgandakan porsi makanan justru akan menimbulkan risiko obesitas yang memicu adanya tekanan darah tinggi selama masa kehamilan dan diabetes yang terjadi di masa kehamilan atau biasa disebut dengan diabetes gestasional. Selain itu, perlu diperhatikan juga makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang bersih, sehat, dan matang. 

Untuk mendukung suplementasi asupan gizi ibu hamil, beberapa nutrisi penting yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil secara cukup yaitu:

  1. Asam Folat dan Zat Besi

Asam Folat dan Zat Besi adalah dua nutrisi yang sangat penting bagi ibu hamil. Hal ini sangat penting karena dapat mencegah terjadinya cacat pada saraf bayi, yaitu cacat tabung saraf. 

Konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil umumnya dinilai sudah cukup untuk mencukupi kebutuhan asam folat dan zat besi. Namun, untuk alternatif lain, ibu hamil dapat mengonsumsi brokoli, bayam, jeruk, stroberi, hati ayam atau sapi, dan telur.

  1. Protein

Mengonsumsi makanan berprotein selama hamil berperan penting untuk menunjang tumbuh kembang janin. Protein dibutuhkan untuk proses pembentukan dan perbaikan sel-sel tubuh yang akan membentuk rambut, kulit, otot, dan kuku janin. Protein bisa didapatkan dari dari beragam jenis makanan, seperti daging sapi, daging ayam, ikan, telur, atau susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt.

  1. Serat

Serat juga dibutuhkan oleh ibu hamil selama masa kehamilan. Serat berfungsi untuk mencegah terjadinya konstipasi (sulit buang air besar) dan wasir yang sering dikeluhkan pada masa kehamilan. Serat bisa didapatkan dari beragam jenis sayur-sayuran.

  1. Kalsium

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline