Apakah bunda tau mengenai stunting? Stunting adalah kondisi tubuh anak yang lebih pendek dari standar usianya. Saat ini Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar. Stunting disebabkan karena masalah gizi kronis karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam jangka waktu yang lama.
Stunting dapat menyebabkan anak penderitanya akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Selain itu, Kondisi stunting dapat menyebabkan anak menjadi berisiko lebih tinggi untuk menderita penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, dan kanker.
Stunting menjadi masalah gagal tumbuh yang dialami oleh anak di bawah lima tahun yang mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga awal lahir, stunting sendiri akan mulai nampak ketika anak berusia dua tahun (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2017). Saat ini prevalensi stunting sebesar 24,4% artinya nyaris seperempat balita di Indonesia menderita stunting (Survei Status Gizi Indonesia, 2021)
Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. . WHO (2013) membagi penyebab terjadinya stunting pada anak menjadi 4 kategori besar yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, makanan tambahan/komplementer yang tidak adekuat, menyusui, dan infeksi.
Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Penyebab terjadinya stunting juga berhubungan dengan pemahaman dan pengetahuan dari orang tua. Pemahaman dan pengetahuan tersebut bisa kita dapatkan dari Posyandu.
Posyandu adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu tujuan dari posyandu yaitu agar dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Untuk tercapainya tujuan pelayanan kesehatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, kader posyandu diharapkan dapat berperan aktif dalam kegiatan promotif dan preventif serta mampu menjadi pendorong, motivator dan penyuluh masyarakat. Upaya yang dilakukan kader posyandu dalam melaksanakan program percepatan penurunan stunting yaitu seperti berikut:
melakukan penyuluhan dan bimbingan mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif untuk bayi pada ibu di wilayah tersebut
melakukan pemeriksaan gizi pada bayi dan balita
melakukan peningkatan pengetahuan ibu bayi dan balita mengenai stunting dan bagaimana cara penanganan dan pencegahannya.
selain itu kader posyandu juga berperan dalam penanganan anak yang mengalami stunting yaitu dengan melakukan pemantauan status gizi anak penderita stunting secara rutin dan memberikan penanganan profesional guna memperbaiki status gizi anak.