Lihat ke Halaman Asli

Hamil

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14190912961014900010

Hamil

Flash Fiction - Himawan Pradipta


Pasien di dalam ruangan itu belum keluar juga. Dalam hati Sabitha bergumam, pasti ada yang salah dengannya. Pemuda yang ia tunggu-tunggu itu sudah berada di dalam ruang pemeriksaan selama dua puluh menit lebih. Sambil mengelus-ngelus perutnya yang agak buncit, Sabitha mulai resah. Ia hanya bisa mendengar suara gumaman dari balik pintu. Kuping kanannya belum mau lepas sebelum dokter keluar dan memberikan keterangan yang membuat hatinya mantap. Menyadari usahanya sia-sia, ia mengambil gelasnya, mengosongkannya, lalu menempelkannya di dinding, hingga dalam diam, ia dapat menangkap pembicaraan dari kamar sebelah.

“Pak,” kata dokter, “Bapak yakin siap mendengar kabar ini?”

“Iya, Dok,” kata Jaka.

Ehm, bapak tidak keberatan jika saya mengecek lagi?”

“Memangnya kenapa, Dok? Dua kali diperiksa belum cukup, ya?”

Konsentrasi Sabitha pecah ketika mendengar derap langkah suster yang mendekat. Ia bergegas duduk dan mengambil sebuah majalah untuk pura-pura dibaca.

Eeeh, Bu Sabitha, mau periksa kehamilan ya?”

“Iya.”

“Wah, ini anak yang keberapa, Bu?”

“Pertama, Sus.”

Sambil tersenyum sumringah, suster itu menghampiri Sabitha dan ikut duduk bersamanya. Mau tak mau, Sabitha pun menyingkirkan majalahnya dan mencondongkan badan ke arah suster, siap mengobrol. Setelah lima menit bertukar basa-basi, mereka terlonjak ketika pintu ruangan pemeriksaan kandungan terbuka, dan seorang dokter berwajah cerah keluar sendirian. Si suster segera menghampiri dokter dengan langkah tergesa-gesa; Sabitha mengikutinya dari belakang.

“Dok, gimana hasilnya?”

“Jaka—”

“Jaka kenapa, Dok?”

“Dia hamil.”

Sabitha segera mengeluarkan handphone-nya sambil mempercepat langkahnya ke lahan parkir rumah sakit. Ia cari nomor suaminya sebelum menempelkan telfonnya ke kuping kanannya—menunggu dan menunggu.

“Semoga saja dia laki tulen,” katanya tanpa bersuara.



BANDUNG, DESEMBER 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline