Lihat ke Halaman Asli

Dailinar Utomo

pemerhati pikiran

Pemimpin & High Performance Culture

Diperbarui: 8 Desember 2021   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin sebagian pemimpin sampai saat ini masih berpikir bagaimana cara memiliki anggota tim yang memiliki budaya kerja berkinerja tinggi. Tim yang memiliki komitmen mengejar target tanpa mengandalkan kepatuhan.

Kita mulai dengan pertanyaan pertama, sudahkan tim yang anda pimpin mengerti tentang visi dan kondisi aktual perusahaan diantara kompetitor lain? karena terkadang kita menganggap informasi tersebut hanya boleh di konsumsi oleh manajemen. Untuk non manajemen kita sering mendengar kalimat 'udah tidak usah ngurusi urusan manajemen, kalian (non manajemen) kerja aja yang baik'.

Kalau kebiasaan tersebut masih dilakukan, maka bagaimana anda bisa berharap tim anda bekerja lebih keras? jangan-jangan alasan mereka tidak bekerja keras selama ini, karena belum mengetahui urgensi kenapa harus bekerja keras, kalo kerja dengan cara biasa saja sudah cukup.

Pertanyaan kedua, seberapa sering anda mendorong kondisi 'tidak nyaman' pada anggota tim? 'Tidak nyaman' disini tentu tidak bermakna negatif. Kita sering menggunakanan analogi 'kita berada di kapal yang sama', analogi tersebut sering dimaknai dengan rendahnya resiko setiap anggota tim untuk bertanggung jawab apabila kapal tidak mencapai target waktu bersandar pada tempat yang ditentukan.

Sekali waktu pemimpin perlu memberikan anggota tim 'perahu'nya masing-masing, tentukan arah kemana harus berlayar dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesana, lalu ceritakan bahwa kalau mereka terlambat bersandar maka resiko menghadapi badai dan kapal pasti tenggelam.

Cara seperti itu perlahan akan melatih anggota tim untuk untuk bergerak dari yang biasa saja hingga menjadi luar biasa. Dari yang bergantung dan minim kontribusi, menjadi anggota tim yang mandiri dan berusaha untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki.

Pada prinsipnya untuk menciptakan budaya berkinerja tinggi, pemimpin harus menyampaikan urgensi atas perlunya anggota tim berkinerja tinggi. Begitu anggota tim memahami bahwa budaya kerja seperti itu penting, maka keinginan untuk bergerak dari zona nyaman semakin besar.

Pemimpin hebat adalah mampu memberikan pemahaman tentang visi yang diinginkan perusahaan, menceritakan cara dan akibat-akibatnya. Anggota tim yang tidak dipimpin dengan baik akan lebih sering tersesat, karena ini menyangkut kejelasan perjalanan perusahaan. Dan sekali lagi itu tugas seorang pemimpin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline