Lihat ke Halaman Asli

Andaikan Jakarta Bisa....

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13339826051417826524

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat mendapatkan kemudahan untuk mendaratkan kakinya di  tanah aborigin Australia. Ia berkunjung ke  Melbourne untuk urusan dinas nya sebagai pengajar.  Banyak oleh oleh yang sahabat saya bagikan kepada kami di kampus, namun tidak ada yang lebih menarik dari ceritanya tentang kota  terpenting kedua dari segi bisnis dan kedua terbesar di Australia serta kota terbesar di Victoria. Menurut sensus 2001 jumlah penduduk kota Melbourne  adalah 3.488.750 jiwa  dengan 45% penduduknya lahir di luar negeri. Dari 140 kota di seluruh dunia, Melbourne mendapatkan peringkat sebagai kota 'paling layak huni' di dunia (Economic Intelligence Unit 2011). Peringkat ini berdasarkan pada standar pendidikan, infrastruktur, budaya dan lingkungan, perawatan kesehatan dan stabilitas. Dan yang menarik di sana juga anda akan mendengar orang berbicara dalam lebih dari 150 bahasa yang berbeda. Secara umum Australia tidak memiliki agama Negara bagian. Pada sensus 2006, 64% warga Australia yang tercantum diri mereka sebagai Kristen, termasuk 26% sebagai Katolik Roma dan 19% sebagai Anglikan. Sekitar 19% dari populasi yang dikutip "Tidak ada agama" (yang termasuk humanisme, ateisme, agnostisisme, dan rasionalisme), yang merupakan kelompok paling cepat tumbuh dari 2001 hingga 2006, dan 12% lebih tidak menjawab (pertanyaan adalah opsional) atau tidak memberikan tanggapan yang cukup penafsiran. Agama non-Kristen terbesar di Australia adalah Budha (2,1%), diikuti oleh Islam (1,7%), Hindu (0,8%), dan Yudaisme (0,5%). Secara keseluruhan, kurang dari 6% dari Australia mengidentifikasi dengan agama non-Kristen. Kehadiran mingguan pada layanan gereja pada tahun 2004 adalah sekitar 1,5 juta: sekitar 7,5% dari populasi. Namun coba lihatlah sudut sudut kota ini, bersih dan rapi.

13339826611595686660

13339827091278854409

1333982774727147454

Saya bermimpi, alangkah tertib dan indahnya jika  saja Jakarta bias seperti kota Melbourne ini. Bersih, tertib dan menerima multi etnis dan budaya. Namun penasaran juga apa yang membedakan antara mereka dengan kita, sehingga bisa berbeda jauh seperti ini. Sahabat saya pun bercerita budaya mereka dalam berbicara langsung "to the point" tidak banyak menggunakan kata- kata bercabang  atau pun memuji muji tidak penting lainnya. Selain menghemat waktu namun budaya ini betul betul efisien.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline