Lihat ke Halaman Asli

Canada, 1 negara, 2 bahasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Welcome to Canada / Bienvenue a Canada. Begitulah tulisan yang terpampang saat pertama kali tiba di Pearson International Airport, Toronto. Sepanjang perjalanan dari pesawat menuju imigrasi pun, semuanya tertulis dalam 2 bahasa, Inggris dan Prancis. Setelah keluar dari bandara, semua papan pengumuman di tempat publik tertulis dalam 2 bahasa. Tidak hanya papan pengumuman, semua yang berisi informasi untuk umum, dalam bahasa Inggris dan Prancis. Aku pernah membaca tentang hal ini sebelumnya, tapi tidak pernah terbayang akan seperti ini. Dan kini aku benar-benar bisa membayangkan tentang negara ini. Karena saat ini aku mendapat kesempatan tinggal disini. Aku tergabung dalam rombongan peserta Pertukaran Pemuda Indonesia Kanada (PPIK) 2010 dengan jumlah 30 orang. Kemudian kami dibagi menjadi 3 grup yg masing-masing berjumlah 10 orang. Tahun ini kami akan dibagi ke tiga kota di 2 provinsi berbeda. Kota Halifax dan Truro di Provinsi Nova Scotia dan Kota Charlotte Town di Provinsi Prince Edward Island. Disini kami akan dipasangkan dengan 30 orang peserta dari Canada yg juga dibagi dalam 3 kelompok berbeda. Jadi di tiap kelompok ada 10 orang Indonesia dan 10 orang Kanada. Kami tinggal bersama di rumah orang tua angkat dan melaksanakan kegiatan volunteer untuk community di kota masing-masing. Tiap rumah akan ada 1 orang Indonesia dan 1 orang Canada, ini disebut dengan counterpart, hingga tanggal 18 Desember 2010. Singkat cerita, kemudian aku mencari tau mengapa ada 2 bahasa disini. Sebelum merdeka, negara ini menjadi rebutan antara Inggris dan Prancis. Karena tanah di negara ini sangat luas dan sangat kaya akan sumberdaya alam. Kemudian perang berakhir dengan pihak yg menang dan sepertinya Prancis adalah pihak yang kalah (sepertinya). Kemudian Prancis mendapat satu kawasan yang hari ini kemudian menjadi provinsi yang bernama Quebec. Kemudian Quebec berkembang menjadi daerah yang tidak seperti Canada. Kebudayaannya, tata kota, kehidupannya masyarakatnya, dan semuanya yang berkaitan dengan masyarakatnya menjadi sangat berbeda dengan daerah lain di Canada dan terlihat sangat Prancis. Karena Quebec berbeda dalam semua hal dengan daerah lain di Canada, mereka ingin memisahkan diri dan jadi negara merdeka. Hari ini penduduk Quebec sekitar 8 juta orang, atau 25% dari penduduk Canada tinggal di Quebec. Cukup potensial untuk jadi sebuah negara merdeka dan wilayahnya cukup luas untuk jadi sebuah negara. Pertanyaannya, kenapa mereka tidak merdeka? dan pastinya aku tidak tau jawabannya. Tapi satu pelajaran penting yang dapat aku ambil disini. Orang Canada hidup dalam 2 budaya dan bahasa yang berbeda, Inggris dan Prancis. Secara budaya, mereka susah atau bahkan mustahil dipersatukan. Karena orang Inggris susah untuk belajar bahasa Prancis dan orang Prancis merasa kalau bahasa Prancis adalah bahasa yang yang nomor 1. Bahkan untuk lagu kebangsaan mereka yang berjudul Ooo Canada, ada 2 versi. Versi Inggris dan Prancis. See, untuk simbol negara pun, mereka tidak bisa bersatu. Pelajaran yang bisa diambil, Indonesia dipersatukan oleh 1 bahasa yang sama, bahasa Indonesia. Indonesia memang punya banyak bahasa daerah dengan beragam budaya, kebudayaan, dan semua hal yang berbeda. Tapi saya yakin semua orang Indonesia bisa dan mengerti bahasa Indonesia dan kita dipersatukan oleh satu simbol yang sama. Sangat mudah untuk membangkitkan rasa nasionalisme di Indonesia, karena kita punya identitas pemersatu. Jadi tidak ada alasan untuk berpisah dan memisahkan diri dari Indonesia. Tepat rasanya kalau ada ungkapan, "Dari Sabang sampai Merauke, NKRI harga mati". Semoga wilayah Indonesia tetap dan akan menjadi seperi Indonesia pada hari ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline