Lihat ke Halaman Asli

Menaikkan Harga BBM Tanpa Merugikan Rakyat

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menaikkan Harga BBM Tanpa Merugikan Rakyat

Polemik kenaikan BBM sedang melanda Indonesia. Terjadi pro dan kontra mengenai kenaikan harga BBM tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seolah tidak mau mengambil resiko menaikkan harga BBM mengingat masa jabatan beliau menyisakan satu bulan lagi. Mengenai masalah harga BBM, Presiden SBY menyerahkan kepada Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

Presiden terpilih Jokowi seolah menghadapi polemik yang bisa menaikkan kepopuleran dirinya atau menjatuhkan kepopulerannya. Sebelum terpilih menjadi Presiden, Jokowi selalu menggemborkan kebijakan yang pro kepada rakyat. Misalnya, akan mengganti pemakaian BBM dengan pemakaian gas. Beliau berujar bahwa, hal itu sangat mudah mengingat produksi gas alam di Indonesia cukup melimpah.

Tetapi nyatanya, Jokowi mengisyaratkan akan menaikkan harga BBM berkisar Rp500-Rp3000. Beliau mengatakan,"yang jelas kita harus memulai mengalihkan. Mengalihkan subsidi kepada yang dibakar-bakar, kenikmatan-kenikmatan, dialihkan pada usaha-usaha yang produktif"' . (http://ekbis.sindonews.com ,31/8/14)

Dari hal itu menandakan bahwa tidaklah mudah mengatur polemik BBM seperti yang ia katakan saat kampanye pemilihan presiden 2014. Dalam waktu ini, BBM masih sangat dibutuhkan oleh rakyat terutama dalam transportasi baik pribadi maupun umum.

Di salah satu stasiun televisi, Jokowi berujar bahwa perilaku konsumtif masyarakatlah yang membuat harga BBM naik. Maka dari itu, perilaku konsumtif itu harus diubah menjadi produktif. Dalam hal ini, Jokowi seolah menyalahkan masyarakat yang menyebabkan harga BBM naik.

Padahal jika ditelisik lebih dalam, perilaku masyarakat tidaklah terlalu salah. Yang menyebabkan harga BBM naik karena Indonesia menderita defisit APBN terhadap subsidi BBM yang tidak tepat sasaran. Defisit tersebut akan membesar terus menerus jika subsidi BBM tidak tepat sasaran.

Harga BBM di Indonesia bisa dibilang sangatlah murah dibanding harga bbm di negara penghasil minyak sekalipun. Misalnya di Iran yang penghasil minyak bumi, harga BBM disana Rp9000/liter. Sementara di Indonesia yang bukan penghasil minyak bumi hanya Rp6500/liter.

Indonesia tidak lagi seperti dulu yang penghasil minyak bumi. Mengingat banyak kekayaan sumber daya alam yang hilang dicuri atau bahkan habis termasuk minyak bumi.

Mengutip pernyataan Alm.Widjajono Partowidagdo, Mantan Wakil Menteri ESDM"cadangan terbukti minyak Indonesia tinggal 3,7 miliar barel, atau hanya 0,3 persen cadangan terbukti dunia.Sebagai negara net importer minyak dan tidak memiliki cadangan terbukti minyak banyak, tidak bijaksana apabila mengikuti harga BBM murah di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah". ( Tempo.co , 23/5/2012)

Jadi tidaklah relevan ,jika rakyat nanti marah apabila harga BBM dinaikkan. Mengingat sesungguhnya bahwa Indonesia tidaklah lagi memproduksi minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena kebijakan menaikkan harga BBM, ialah untuk menjaga APBN agar terhindar dari defisit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline