Lihat ke Halaman Asli

Radhitya Pratama

Sarjana Hubungan Internasional

Kebijakan Tiongkok di Pakistan Melalui CPEC: Perspektif Neorealisme

Diperbarui: 18 November 2021   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam kerja sama China-Pakistan economic corridor memilik berbagai
komponen kerja sama salah satunya ialah sektor energi merupakan penyumbang
bagian terbesar di dalam kerja sama CPEC ini. Sektor energi dalam CPEC sekitar
75% dari investasi yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya energi, salah
satunya pada sektor gas bumi dan pembangkit listrik melalui sumber daya alam
contohnya ialah batu bara. 

Selain itu ada investasi Tiongkok pada pembangunan
jaringan pipa untuk mengalirkan gas alam cair (LNG) dari Iran Gwadar
(Balochistan). Komponen di dalam kerja sama ini sangat penting dan berdampak bagi
ekonomi Pakistan, karena perang dan perselisihan di Negara ini selama puluhan tahun
telah menyebabkan kekurangan serius dalam kapasitas pembangkit tenaga listrik hal
tersebut di karenakan kekurangan energi yang telah mengurangi pertumbuhan PDB
Pakistan.

Komponen yang kedua ialah investasi Tiongkok di jaringan transportasi dalam
negeri Pakistan yang berjumlah 24 persen yang bertujuan untuk meningkatkan
infrastruktur transportasi di Pakistan, termasuk infrastruktur jalan raya dan jaringan
kereta api. Pembangunan jalan raya yang dilakukan Tiongkok sepanjang 1.100 km
yang menghubungkan Karachi, Sindh dengan Lahore, dan samapai Punjab yang di
gunakan untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan konektevitas dalam negeri
pakistan. 

Selain melakukan pembangunan jaringan transportasi, dan jalur ketera api
yang menghubungkan antara Karachi samapai Peshawar. Beberapa bank di Tiongkok
seperti bank Pembangunan Tiongkok, Bank EXIM, dan Bank Industri dan Komersial
Tiongkok berperan sebagai pemberi pinjaman konsesi bersubsidi untuk membiayai
proyek-proyek infrastruktur di Pakistan. Proyek tersebut membangun dan memperluas jalan raya dan infrastruktur trasnportasi yang diharapkan dalam realisasinya dapat melakukan pengiriman barang dalam perdagangan Pakistan,
Tiongkok, dan wilayah lain di kawasan Asia Selatan khususnya menjadi lebih efisien
dalam penerapannya.

Kerja sama China-Pakistan economic corridor merupakan bagian dari proyek
OBOR, oleh karena itu kerja sama CPEC ini menjadi sangat penting bagi Tiongkok
dengan tujuan untuk promosi konektevitas regional di benua Asia. Konektevitas
regional yang dibangun oleh Tiongkok akan dipromosikan melalui pembentukan
kawasan ekonomi khusus yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan industri di
lokasi strategis yang signifikan di Pakistan (Samosir, 2017)
Beberapa komponen tersebut merupakan sebuah faktor pendukung dalam realisasi
kepentingan Tiongkok yaitu pembanguna one belt one road yang diharapkan mampu
meningkatkan kondisi perkonomian Pakistan dan juga seluruh Negara Asia Selatan.

Teori yang diambil untuk memandang kerja sama antara Tiongkok-Pakistan
adalah teori Neo-realisme. Kenneth Waltz merupakan salah satu tokoh utama dalam
pemikiran neo-realisme dalam bukunya Theory of International Politics yang
diterbitkan pada tahun 1979 tentang struktural realisme. Kenneth Waltz berpendapat
bahwa bagaimana kondisi struktur internasional suatu negara dapat mempengaruhi
negara tersebut dalam mengambil kebijakan luar negerinya. Prinsip sistem
internasional merupakan struktur yang bersifat anarki dan penyebaran kapabilitas
antar aktor hubungan internasional yang terkait. Dengan kata lain, struktur sistem
Internasional yang membentuk kebijakan luar negeri suatu negara. Neo-realisme
memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memandang arti suatu kekuasaan atau
power dengan kaum realis.

Para kaum realis beranggapan bahwa kekuatan militer merupakan hal yang
yang utama, namun para pemikir neorealis memiliki pandangan yang berbeda bahwa
kekuasaan merupakan penjumlahan dari seluruh sumber daya agar dapat memaksa
dan mengontrol aktor-aktor dalam system internasional. Keseimbangan kekuatan
(Balance of Power) adalah keadaan untuk dapat mengupayakan penjagaan stabilitas
system yang ada tanpa harus merusak keanekaragaman aktor di dalam system
internasional itu sendiri (Sorensen, 2013).

Dalam studi kasus mengenai kebijakan Tiongkok di Asia Selatan dalam kerja
sama China-Pakistan Economic Corridor (CPEC) Tahun 2015 relevansi nya dengan
teori neorealisme ialah bahwa Tiongkok memaksimalkan kekuatan ekonominya
dalam mempengaruhi suatu struktur kawasan Asia Selatan dan juga untuk
menyeimbangkan kekuatan dengan India di kawasan Asia Selatan yang dimana
kawasan tersebut banyak sekali kepentingan Tiongkok di dalamnya.

Tiongkok merupakan salah satu negara yang memiliki kepentingan untuk
dapat memperluas kekuatan ekonomi dan kekuasaan militernya dengan
mengintegrasikan wilayah Tiongkok dengan Pakistan. Dimana CPEC ini menjadi
salah satu alat untuk dapat mencapai tujuan strategi One Belt and One Road (OBOR)
yang bertujuan untuk mewujudkan era baru diplomasi ekonomi dan regional maka
diperlukan aspek ekonomi daripada memaksimalkan kekuatan militer dalam
pendekatannya dan hal tersebut sangat relevan dengan teori neorealisme.

Di dalam kerja sama Tiongkok-Pakistan dalam CPEC ini Tiongkok memiliki
kepentingan nasional Tiongkok dalam bidang ekonomi, maka dalam mencapai
kepentingan nasionalnya pendekatan yang dilakukan Tiongkok di Asia Selatan lebih
bersifat soft power dalam kerja sama yang dilakukan dengan Pakistan. Akan tetapi
pendekatan militer masih di pergunakan khusunya dalam merespon India di dalam
konflik di perbatasan Tibet. Terlepas dari pendekatan yang di lakukan Tiongkok
dalam pemenuhan kepentingan nasionalnya di kawasan Asia Selatan, Tiongkok fokus
kepada pendekatan ekonomi guna mendukung proyek jangka panjang yaitu one belt
one road dan diharapkan juga dapat memeberikan dampak positif bagi masyarakat
Asia Selatan.

Dalam pemenuhan kepentingan nasional maka kerja sama internasional perlu
ditekankan dalam kaitannya dengan studi kasus ini ialah bahwa Tiongkok dan
Pakistan saling melengkapi beberapa sumber daya yang tidak dimiliki oleh masing-
masing Negara. Maka dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri Tiongkok harus
memaksimalkan kerja sama internasional dalam CPEC ini secara maksimal dan harus
mencapai kepentingan atau rencana nasional yang sudah ditentukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline