Persiapan menuju Indonesia Emas 2045 yang digembor-gemborkan pemerintah memiliki banyak sekali tantangan, salah satunya terhadap lingkungan. Berbicara tentang lingkungan sudah tentu aspeknya sangat luas. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan Indonesia rugi hampir 3 ribu triliun per tahunnya seperti polusi udara, darurat sampah, gagal panen, jakarta tenggelam, dan krisis iklim. Baru-baru ini berita mengenai polusi udara di Jabodetabek yang parah sehingga kualitas udara menjadi hitam dan berkabut menyebabkan banyak masyarakat sakit serta takut keluar rumah, bahkan Bank Dunia (2019) mengatakan polusi udara di Jakarta mengakibatkan kerugian hingga 50 triliun rupiah per tahunnya. Belum lagi berita 70% sumber air minum rumah tangga tercemar tinja, krisis air bersih, kekeringan dimana-mana, permintaan air bersih naik tapi sumbernya malah berkurang, darurat sampah seperti di jalanan dan sungai apalagi dari total produksi sampah di Indonesia baru 11% yang dikelola dengan baik.
Sebagai generasi muda kita harus bisa memastikan di usia emas Indonesia pada tahun 2045 lingkungan di Indonesia masih berkualitas untuk dihuni generasi mendatang. Mau bagaimanapun, alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kelestarian lingkungan melibatkan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab untuk menjamin keberlanjutan kesehatan planet kita dalam jangka panjang, maka dari itu perlu adanya langkah langkah eksklusif dalam menjaga lingkungan dari limbah domestik yaitu:
1. Mewajibkan masyarakat untuk mendaur ulang sampah organiknya
Dalam World Economic Forum, Prancis sejak 1 Januari 2024 mulai menetapkan bahwa semua rumah dan tempat usaha kini diwajibkan mendaur ulang sampah organiknya. Masyarakat dapat memilah sampah organik mereka ke tempat sampah khusus untuk menyerahkan ke tempat pengumpulan sampah kota atau membuat kompos sendiri. Sampah yang didaur ulang akan digunakan untuk membuat biogas sebagai energi terbarukan atau membuat kompos sendiri. Kesepakatan Uni Eropa yang ramah lingkungan bertujuan untuk mengurangi separuh limbah makanan pada tahun 2030. Prancis bukanlah negara Uni Eropa pertama yang menangani daur ulang limbah organik, hal ini sudah tersebar luas di Austria, Belgia, dan Belanda. Menurut kalian jika pemerintah bisa menerapkan kebijakan ini apa sobat kompasianer sudah siap?
Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan masyarakat dalam mendaur ulang sampah organiknya adalah membuat lubang resapan biopori. Kita dapat membuang sampah dapur seperti nasi, kulit buah, kulit bawang, sayur, tulang ayam, dan ikan. Manfaat dari lubang biopori untuk mengurangi sampah organik, mencegah banjir, menyuburkan tanah, dan menyeimbangkan kadar air dalam tanah. Selain itu banyak sekali cara untuk mendaur ulang sampah organik seperti membuat kompos, membuat eco enzyme maupun budidaya maggot (mengolah limbah organik menjadi sumber pakan ternak bernilai tinggi).
2. Menggunakan sabun dan detergen ramah lingkungan
Air detergen sisa cucian dan air sabun yang masuk ke badan air lingkungan sangat berbahaya untuk lingkungan. Seperti yang kita tahu detergen dan sabun berfungsi untuk membunuh kuman, apabila masuk ke badan air (got saluran air) pasti akan membunuh kuman pengurainya sehingga ekosistem biota air tersebut terganggu. Nah akibatnya air got jadi bau dapat menyebabkan polusi udara. Air yang tercemar tadi meresap dalam tanah akan tercampur ke sumber mata air (sumur). Karena air merupakan sumber kehidupan kalau tercemar kan bahaya sobat kompasianer.
3. Program tukar minyak jelantah jadi rupiah
Minyak jelantah yang sering kali dianggap limbah semata sering kali dibuang bukan pada tempatnya seperti wastafel atau langsung ke tanah sehingga merusak ekosistem. Perlu diketahui bahwa minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun cair, lilin aroma terapi, pembersih lantai, maupun biodiesel (bahan bakar nabati). Pengumpulan minyak jelantah rumah tangga yang disalurkan kepada mitra pengelola dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Menariknya lagi minyak jelantah juga dapat di ekspor dengan harga per kontainer yang berkisar antara Rp250 juta hingga Rp300 juta.
4. System circular economy and waste management
Siapa sih yang nggak tahu Pandawara Group? Komunitas penggerak yang berfokus pada permasalahan sosial, sampah dan kebersihan lingkungan. Pada November 2023 mereka melakukan kegiatan ke Denmark yang merupakan negara terbersih di dunia untuk belajar mengenai circular economy and waste management. Salah satu tempat pengelolaan sampah terbaik di dunia adalah Copenhill atau Amager bakke yang merupakan sebuah fasilitas rancangan Bjarke Ingels Group sebagai respon terhadap tingginya tingkat emisi karbon yang ada di dunia. Sebagai pembangkit listrik tenaga limbah Copenhill telah berhasil mengkonversi 440.000 ton sampah ataupun limbah menjadi listrik bagi 150.000 rumah yang ada di Copenhagen dan sekitarnya. Di rumah warganya masing-masing sudah menyiapkan kurang lebih 5 - 8 tong sampah dengan berbagai macam jenis sampah, jadi pemilahan sampah dari rumah sudah terstruktur dan rapi sehingga menjadi salah satu indikator kenapa Denmark menjadi salah satu negara paling bersih di dunia. Copenhill sendiri mampu menampung kurang lebih 260 truk bermuatan sampah per harinya dan 560.000 ton sampah per tahun. Uap yang dihasilkan dari pembakaran sampah akan disaring melalui pipa-pipa penyaring sebelum dibuang ke udara. Belum lagi jika masyarakat mengembalikan botol plastik, kaleng, maupun kaca ke mesin DRS (Dunks Return System) yang tersebar di seluruh kota bisa mendapatkan 2,500 - 5,000 ribu rupiah per botol.