Lihat ke Halaman Asli

Raden Ryan Alexandre Yudhayana

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi, Telkom University

Akulturasi Budaya dalam Balutan Busana Menak di Jawa Barat

Diperbarui: 11 November 2023   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.orami.co.id/

Indonesia terbentuk dari berbagai suku bangsa, yang setiap suku bangsanya mempunyai kekhasan tersendiri, baik dalam adat istiadat, bahasa, budaya, makanan, maupun pakaian dengan ciri khas dan segala bentuk macamnya. Pakaian adat suku bangsa di Indonesia yang saat ini lebih dikenal sebagai pakaian adat daerah masih digunakan dalam acara-acara tertentu dan hari-hari tertentu, serta saat ini banyak juga pemerintah daerah yang mewajibkan aparatur sipil negara (ASN), murid-murid sekolah, dan masyarakat lainnya untuk menggunakan pakaian adat di hari-hari besar. Upacara pernikahan baik di daerah maupun di kota-kota besar pun banyak menggunakan pakaian adat yang khas dari daerahnya masing-masing, sehingga kita dengan mudah menerka darimana pakaian tersebut berasal karena begitu populernya baju-baju daerah tersebut. Satu contoh yang mudah dikenali misalnya adalah pakaian adat bercorak batik, sebab corak batik mudah dikenali darimana daerah asalnya, salah satu batik yang populer yaitu berasal dari Jawa Tengah. 

Jawa Barat juga tentu memiliki pakaian adat tersendiri, salah satunya yaitu baju pangsi yang sangat mudah dikenali berkat ciri khas hitam sebagai warnanya. Ketika kita menyaksikan upacara pernikahan di Jawa Barat, baik pengantin maupun orang tua pengantin banyak yang menggunakan pakaian adat Sunda karena begitu cantik dan mempesona. Sejarah baju adat Sunda sendiri sudah dimulai sejak kerajaan Padjajaran yang berdiri ratusan tahun lalu, saat ini kita bisa menyaksikan beragam peninggalan sejarah dan kebudayaan yang tersimpan rapi di Jawa Barat melalui Museum Sri Baduga, Bandung. Museum yang diresmikan pada 5 Juni 1980 ini merupakan salah satu Museum yang menyimpan aneka nilai historis yang berasal dari Jawa Barat.

Busana Menak merupakan salah satu baju adat yang dipamerkan di Museum Sri Baduga, Bandung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Penulis di Museum, Busana Menak terlahir karena adanya kontak yang terjadi antara masyarakat Jawa Barat dengan bangsa asing, hal ini kemudian menjadi pelopor dari terjadinya proses akulturasi antara kebudayaan lokal dengan budaya asing yaitu Belanda. Pemerintah Belanda atau Hindia Belanda yang menduduki Indonesia saat itu menjalankan kekuasaan yang dimilikinya dengan menciptakan politik Divide et Impera, yaitu pembagian stratifikasi sosial yang terbagi ke dalam tiga golongan, diantaranya; menak, sanak, dan somah. Politik Divide et Impera ini pada akhirnya membentuk suatu perbedaan dalam gaya hidup, salah satunya dalam hal berbusana. 

Menak dalam kebudayaan Sunda merupakan sebutan bagi masyarakat yang terlahir dari golongan atau kelas sosial yang tinggi seperti bangsawan, oleh karenanya Busana Menak tentu harus merepresentasikan kebangsawanan dengan tampilannya yang elegan. Busana Menak menggunakan baluran warna hitam dengan ornamen emas yang mewah dalam bentuk beskap bagi Pria dan kebaya bagi Wanita, Busana Menak juga dipadupadankan dengan berbagai aksesori pendukung baik bagi Pria ataupun Wanita. Bagi Pria, Busana Menak penggunaannya disertai dengan komponen pelengkap dari mulai ikat kepala/bendo, kemeja, kain batik yang mengitari celana dari bagian pinggang hingga paha, serta selop sebagai alas kaki. Sedangkan bagi Wanita, Busana Menak didukung oleh gaya rambut bersanggul, penggunaan sinjang atau kain batik sebagai bawahan, serta selop dengan model yang berbeda.

Busana Menak terbentuk dari adanya proses akulturasi budaya lokal Jawa Barat dengan budaya asing yaitu Belanda, hal ini menjelaskan bahwa pendudukan suatu bangsa asing atau percampuran antar budaya adalah suatu hal yang umum terjadi dalam sejarah Nusantara. Jawa Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia mempunyai banyak kekayaan budaya yang didapatkan dari percampuran budaya tersebut, berbagai macam baju adat maupun busana yang lainnya tidak luput dari proses akulturasi sehingga hal ini menjadikan budaya Jawa Barat atau budaya Parahyangan memiliki nilai yang tinggi dan eksotis serta harus kita jaga kelestariannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline