Lihat ke Halaman Asli

Kihajar Priyandono

PELATIH KASTI

Dari Gerakan Baca Satu Hari Satu Lembar hingga Festival Satu Kelas Satu Buku

Diperbarui: 25 Agustus 2021   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membangun sebuah peradaban bangsa tidak bisa lagi mengandalkan kekayaan alam yang dimiliki. Sejarah mencatat, masyarakat mengawali membangun negerinya dengan peradaban buku atau penguasaan literasi yang berkesinambungan dari generasi ke generasi berikutnya. 

Tetapi, realitas obyektif di kalangan masyarakat, termasuk siswa, membaca belum menjadi sebuah tradisi. Budaya oral yang merupakan warisan leluhur  lebih menonjol daripada budaya baca.

Budaya literasi yang di dalamnya terkandung aktivitas membaca dan menulis menjadi hal sangat penting.  Membaca dan menulis ibarat sekeping mata uang logam. Kedua sisinya sama sama pentingnya. Lewat membaca otak  akan terus bergerak dinamis dan terus mengasah kecerdasan kita. Dan dengan menulis, apa yang ada di dalam benak kita dapat diketahui orang lain serta berpotensi menjadi inspirasi bagi yang membacanya.
 
Begitu besarnya manfaat membaca, Jordan E. Ayan seperti dikutip Hernowo (2015:50) menyatakan membaca materi yang tidak berkaitan dengan tantangan kreatif sekalipun, mampu memberikan inspirasi atau ide khusus untuk membantu pekerjaan. 

Hanya dibutuhkan sepotong kisah, artikel, atau laporan untuk "digelorakan" dalam kesadaran jiwa terdalam dan Anda akan menghasilkan pengalaman.

Selanjutnya, agar aktivitas membaca yang kita lakukan dapat menghasilkan daya kreatif, seyogianya kita ikuti tips yang diberikan oleh Jordan. Pertama, berjanjialah untuk membaca secara kreatif setiap hari. 

Kedua, membaca secara "ngemil" (sedikit demi sedikit). Ketiga, bacalah sesuatu dari beragam sumber bacaan. Keempat, terapkan apa yang Anda baca dalam kehidupan sehari hari.

Membaca merupakan aktivitas biasa, namun hasilnya luar biasa. Untuk membentuk kebiasaan membaca (habit reading) perlu dilakukan terobosan inovatif.

Dulu, ketika masih menjadi bagian dari SMAN 1 Gresik, saya membuat Gerakan Baca Satu Hari Satu Lembar. Ketika membaca sudah menjadi tradisi, saya lanjutkan dengan Gerakan Nulis Buku. Kepala sekolah (Suswanto) kala itu, saya "todong" untuk mencarikan sponsor.

Selanjutnya, kami melakukan kerja sama dengan PT. Smelting dan Harian Pagi Radar Gresik. Kami sepakat membuat proyek menulis buku Dolanan Khas Gresik. 

PT. Smelting yang merupakan sebuah Perusahaan Modal Asing (PMA) melalui Corporate Social Responsibility (CSR) nya memberikan bantuan dana sebesar Rp. 120 Juta.

Peserta didik SMAN 1 Gresik yang tergabung dalam Komunitas Penulis Muda Smansa (Kompensa) menjadi garda depan dalam proyek ini. Mereka melakukan investigasi dan wawancara dengan berbagai sumber untuk memperoleh data terkait dolanan khas Gresik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline