- Disarikan dari khutbah jum'at Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, M.A. di Masjid Panglima Besar Jendral Soedirman (kurang lebih setahun yang lalu)
Tugas Nabi Muhammad saw diutus sebagai Rasulullah adalah untuk memperbaiki akhlaq manusia. Karena akhlaq merupakan pengharmonis dalam berinteraksi dengan sesama makhluk di muka bumi. Bahkan menurut hadits Nabi, seorang yang shaleh yang rajin beribadah akan masuk neraka jika berakhlaq buruk terhadap tetangganya. Jelaslah ISLAM mengajarkan kita untuk berlaku santun dan mengaplikasikan nilai-nilai dari ibadah kita , kita dapat langsung menebak bahwa perilaku-perilaku kasar, buruk, dan lain sebagainya yang tidak memberi rasa aman terhadap saudaranya atau orang disekitarnya adalah bukan bagian dari Islam. Korupsi bukan akhlaq Islam. Terorisme dan pelakunya yang banyak mengaku Islam itu juga bukan bagian dari akhlaq Islam tentunya karena dampaknya yang merusak.
Sesungguhnya dalam membangun karakter bangsa itu mudah, yaitu dgn menciptakan akhlaq yg baik. Bagaimana menciptakan akhlaq yg luar biasa tersebut?
Bangun Aqidah terlebih dahulu. Pembentukan aqidah itu yang harus menjadi fokus utama, terutama peran para ulama. Kajian Aqidah harus diperbanyak, karena ia adalah dasar. Jika Aqidah mantap maka yg lain pun akan mantap.
Setelah aqidah mantap maka pasti akan berlanjut ke ibadah. Ibadah yang benar dan khusyuk. Timbullah perasaan selalu disertai Allah dan Allah selalu mengawasinya. Keyakinan selalu disertai Allah akan membuat kita lebih berhati-hati menjaga akhlak kita.
Dengan ibadah yang benar maka nilai-nilainya akan terinternalisasi dalam diri dan akan terimplementasikan dalam kehidupan, termasuk dalam berinteraksi dengan sesama. Mereka akan berinteraksi dengan akhlaq yang mempesona sehingga membuat banyak orang terkesima.
Begitulah makna sebuah aqidah yang menghasilkan banyak "buah". Salah satu "buah"nya adalah akhlaq yg mempesona. Yang tak hanya dapat dinikmati sendiri, orang lain pun dapat merasakannya dan menikmatinya.
#Aqidah yang lurus - Ibadah yang benar - Akhlaq yang kokoh#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H