Lihat ke Halaman Asli

Sekat yang Menghilang

Diperbarui: 23 Agustus 2016   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu sore pukul 19.23WIB pintu rumah ada yang mengetuk "tok...tok....tok!.....permisi?" Suara lembut terdengar dari balik pintu setelah suara ketukan itu,pikirku kok tumben ada wanita malam malam begini datang kerumah dan rasanya suaranya pun aku kenali. Aku penasaran perlahan aku melangkahkan kaki ke depan pintu lalu aku membukanya perlahan dan ternyata seseorang yang datang adalah mawar .
"loh kok kamu dek? Mari masuk silahkan" sahutku untuk mempersilahkan ia masuk dan duduk diruang tamu, "iya kak ,makasih aku duduk dulu" jawab mawar.
Aku pun ikut duduk didepannya lalu menawarkan kepadanya "dek mau minum apa?"
"apa aja deh kak takutnya kalau aku yang minta minum jenis apa takutnya malah jadi merepotkan kakak?" Ucap mawar dengan tersenyum manis didepanku. "ya udah deh,saya ambilkan dulu ya?"
Akupun bangun dari tempat duduk dan pergi sambil membawa perasaan yang teramat sangat gembira dalam hatiku apakah ini adalah jawaban dari Tuhan atas doa ku yang dahulu pernah aku ucapkan,apakah ini benar benar terkabul ya? Lalu ku tampar pipi ku sendiri(plak!) ternyata sakit jugadan ini bukanlah hanya sebuah mimpi. Mungkin ketika seseorang meyakini doanya kepada Tuhan maka dengan berjalannya waktu Tuhan akan mengabulkan doa kita walaupun terkadang lama akan tetapi Tuhan hanya melihat waktu yang tepat manakala kita mampu melupakan keinginan atas doa kita.Dan Tuhan itu terkadang tidak memberikan apa yang kita minta akan tetapi memberi apa yang kita butuhkan.

Ah aku jadi lupa ingin membuatkan minuman untuk mawar ,bergegasku membuat teh hangat untuk mawar serta aku sendiri . Kemudian ku bawa dua cangkir teh hangat ke ruang tamu , lalu ku persilahkan mawar untuk meminumnya setelah ku letakkan teh secangkir teh hangat di depan tempat duduknya "eh dek silahkan ini minumnya,maaf hanya secangkir teh hehehe.....kalau nanti mau nambah juga gak apa apa kok saya siap buatin pokoknya" gurauku kepada mawar .
,"serius kak? Mawar boleh nambah kalau tehnya sudah habis?" . "iya serius loh ,mau berapa galon?" Mawar meringis saat aku mencoba menggodanya dan tertawa lirih ,ku perhatikan ia masih sama seperti dahulu ,masih terlihat manis dan tak ada yang berubah serta matanya pun masih sama.

"oh ya kak,bagaimana kabar kakak saat ini? Maaf tadi aku lupa bertanya?" Tanya mawar kepadaku,
"kabarku baik baik saja kok dek ,bagaimana dengan kamu dek ? Kakak dengar kamu sekarang ikut mapala ya dan kemarin dapat juara provinsi lomba pecinta alam ya?" Tanyaku,
"mawar sih baik baik saja kak,iya ? Tapi" , "tapi apa dek?" Tanyaku,
"kenapa kok kakak sampai tahu ? Hayo jangan jangan kakak ngestalker aku ya hayo?" Canda mawar sambil meringis menggoda,
Aku tertawa "hahaha.... Ya tau lah kan aku paranormal yang selalu mengawasi kamu loh,aku kan fans kamu?" Aku mulai berani menggodanya secara terang terangan akan tetapi mawar juga meresponnya dengan santai .
,"ah kakak bisa saja emangnya aku seistimewa apa ? Lalu kakak mau menjadi fans ku?" Ucap mawar yang wajahnya terlihat memerah,
"emmmm..... Istimewa? Iya memang istimewa . " goda ku kembali.
Malam ini begitu malam,yang sangat indah. Ku ajak mawar untuk berpindah tempat duduk ke halaman depan rumah.
Langit seperti menyambut kami dengan berjuta juta bintang serta indahnya sang bulan purnama seperti ingin menyaksikan kedua anak manusia yang lama tak bertemu dan kini dipertemukan kembali pada waktu malam yang sangat istimewa langit begitu cerah bertaburkan bintang bintang dan berhiaskan bulan purnama yang sangat indah.
Sebuah malam yang sangat istimewa yang kami habiskan untuk sekedar mengobrol dan bercanda sebagai pengobat rindu yang sangat terpendam sejak dahulu kelulusanku dan kami mulai tidak dapat seperti ini lagi . Kadang waktu dan jarak itu adalah menjadi sekat pemisah antara kita dan juga orang yang kita suka, akan tetapi hanyalah doa kepada tuhan yang mampu mendekatkan kedua insan yang jauh serta berbeda waktu  (dalam renunganku).
Tak terasa waktu sudah larut malam tapi kami tetap ngobrol saja dan bercanda ria seperti dunia ini adalah milik kami berdua , akhirnya mawar pun memutuskan untuk pulang kerumahnya tapi sebelumnya ia memberikan alamat rumahnya kepadaku serta nomor teleponnya kepadaku agar nanti ia berharap aku bisa main ke rumahnya.
"kak aku pamit dulu ya udah malam ,maaf ngerepotin loh ?" Ucap mawar sembari tersenyum manis didepanku.
,"oh ya , gak papa kok . Emangnya kamu berani pulang sendiri dek? Gak mau kakak antar?" Aku menawarkan diri kepadanya untuk mengantarkannya pulang
, "gak lah kak kan aku juga ikut karate jadi aku bisa jaga diri loh hehehe (meringis) aku juga gak enak sama kakak kulihat kakak sudah lelah iya kan?" Tanya mawar.
,"ah gak masalah lah ,tapi ya sudah kalau tidak mau ku antar,hati hati ya sayang  (aku keceplosan)" , "apa kak kurang jelas tadi?" Tanya mawar .
,"hati hati ya sayang?" Ucapku mengulangnya ,"(mawar tersenyum) iya kakak juga hati hati hahaha".
Ku bereskan gelas gelas sisa teman bergurau kami melepaskan kerinduan , aku mencoba juga merenungkan semua ini seperti aku tak percaya mungkinkah ini kenyataan?

Terkadang waktu bersama orang yang kita suka adalah terlalu cepat berlalu , sebaliknya jika dibandingkan dengan orang yang kita benci ibarat satu abad lebih.
Kadang juga rasa rindu itu akan menumbuhkan perasaan yang lebih,bukan karena jarak ataupun waktu akan tetapi karena rasa yang telah tertanamnya sebelum itu.

Negeri diatas bukit.

Langkah yang tersekat waktu (par II)

23/08/2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline