Lihat ke Halaman Asli

Movie Review, "Terminator: Dark Fate" (2019)

Diperbarui: 10 November 2019   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Selamat datang di Movie Review, review hari ini adalah Terminator: Dark Fate. Menceritakan alternate timeline dari Terminator sebelumnya. Premis yang cliche dari film sebelumnya -- Terminator 1 dan 2 -- yaitu karakter utama diburu oleh Terminator dari masa depan.  

Gue buka dulu dengan plot, film ini memiliki plot yang maju-mundur terkait pembangunan karakter, jelas dan padat. 30 menit film ini berjalan sangat jelas menunjukan semuanya agar penonton dan karakter utama tahu kita sedang berada dikondisi apa.

Sangat disayangkan dengan pembangunan karakter, ini mungkin preferensi sendiri, tapi aktor --- Natalia Reyes --- yang memainkan karakter utama kurang menarik perhatian penonton untuk disukai. Masa depan pun diperlihatkan betapa hebatnya karakter utama, tetapi tidak cukup, dan pembangunan karakter tidak berhasil. 

Bisa dibilang karakter utamanya mediocre, tetapi di sisi lain, Arnold Schwarzenegger dan Linda Hamilton memainkan perannya dengan baik, humor, emosi, dan profesionalitas benar-benar ditunjukkan oleh mereka. Walaupun bagus, sayangnya dialogue yang diberikan ke semua karakter di film ini sangat kasar, tidak banyak dialogue yang membangun pertumbuhan karakter.

Scoring, music, soundtrack, background music, are outstanding. Apalagi saat pertama kali Arnold Schwarzenegger diperkenalkan di film, musik yang membawa nostalgia di Terminator sebelumnya,

Yang perlu disayangkan menurut gue adalah CGI. CGI pada terminator terlihat kasar, apalagi saat Terminator itu merekayasa tangannya menjadi Benda Tajam.

Climax. Jujur, gue sedih di adegan terakhir bagi yang udah nonton mungkin tau adegan yang mana. Walaupun overall cerita sangat 1-sided, di mana kita Sudah tau kalau karakter utama pasti menang, film ini bisa menanamkan buih-buih perasaan sedih di akhir, sebuah perpisahan yang tidak disesali.

Gue beri rating film ini,

70%/100%

"He's not coming back."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline