Lihat ke Halaman Asli

Cerpen Penerus

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah taman kanak - kanak, daerah ibu kota

"coba sekarang, siapa yang mau ke depan?" tanya ibu guru. "Iya, Fathul.."

"iya, ibu.."

Dan si anak pun berdiri didepan kelas

"nah.. Fathul.. coba ceritakan cita - cita kamu kalau sudah besar?"

"Fathul ingin kaya Rasulullah ibu..."

"hahahaha" tawa anak sekelas melihat cita - cita Fathul. Saat kecil bayangan cita - cita tidaklah serumit Fathul, mayoritas ingin jadi pilot, dokter dan hal yang bersifat mudah dimengerti lainnya. Menjadi seperti Rasulullah adalah sebuah cita - cita yang tidak terbayangkan, dari bagaimana caranya dan kapan. Namun meski demikian Fathul tetap pada cita - citanya.

"..." Fathul hanya terdiam

"sudah tenang-tenang"

Fathul pun tumbuh dan berkembang menjadi seorang pemuda remaja, kini dia memasuki masa remajanya di sebuah Sekolah Menengah Negeri. Suatu ketika dia ikut seleksi masuk keorganisasian di sekolah, diantaranya kerohisan, osis, dan karya ilmiah remaja (KIR). Dari ketiganya, dia tidak masuk satu diantaranya.

"maaf ya, kamu tidak lulus dalam tahap wawancara" jawab salah satu pewawancara

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline