Lihat ke Halaman Asli

Raden

Mahasiswa S1 Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Garam dan Pengaruhnya terhadap Lautan Serta Perairan di Muka Bumi

Diperbarui: 6 Oktober 2024   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Garam dan Pengaruhnya Terhadap Lautan serta Perairan di Muka Bumi: Perspektif Teknik Kelautan

Garam merupakan komponen penting dalam ekosistem laut dan perairan di seluruh dunia. Senyawa kimia yang umumnya terdiri dari natrium klorida (NaCl) ini memiliki dampak yang luas terhadap kondisi fisik, kimia, dan biologi air laut. Dari aspek teknik kelautan, garam memainkan peran penting dalam berbagai dinamika yang memengaruhi perencanaan, desain, dan operasi infrastruktur serta teknologi yang digunakan di lingkungan maritim.

Selain menjadi salah satu komponen utama dalam air laut, konsentrasi garam (salinitas) juga mempengaruhi berbagai proses penting dalam siklus hidrologi global, perubahan iklim, serta keseimbangan ekosistem laut dan pesisir. Dengan perubahan iklim yang semakin meningkat, topik garam menjadi semakin relevan, karena perubahan suhu global berdampak pada tingkat salinitas di laut, yang pada gilirannya mempengaruhi kondisi perairan dan kehidupan yang bergantung padanya.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam pengaruh garam terhadap lautan dan perairan di muka bumi, serta kaitannya dengan bidang teknik kelautan. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana salinitas memengaruhi sirkulasi air laut, ekosistem, desain infrastruktur maritim, energi laut, serta pengelolaan sumber daya air. Dengan demikian, artikel ini akan memberikan wawasan penting bagi para mahasiswa teknik kelautan, praktisi, dan peneliti di bidang terkait.

Komposisi Garam di Lautan

Air laut merupakan larutan kompleks yang terdiri dari berbagai jenis garam. Natrium klorida (NaCl) adalah komponen utama, namun air laut juga mengandung ion-ion lain seperti magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan kalium (K), yang semuanya berkontribusi terhadap salinitas total. Konsentrasi garam di lautan rata-rata sekitar 35 ppt (part per thousand), atau 3,5% dari berat air laut.

Proses pelarutan batuan dari daratan yang terbawa oleh aliran sungai ke laut adalah salah satu sumber utama garam. Selain itu, aktivitas vulkanik bawah laut dan proses hidrotermal juga memberikan kontribusi terhadap kandungan garam dalam air laut. Dalam jangka waktu jutaan tahun, pengaruh proses-proses ini telah menghasilkan air laut dengan kandungan garam yang konsisten di seluruh dunia.

Namun, meskipun salinitas air laut secara umum konstan, variasi lokal terjadi akibat faktor-faktor seperti penguapan, curah hujan, dan aliran air tawar dari sungai. Misalnya, lautan di daerah subtropis memiliki salinitas yang lebih tinggi karena penguapan yang tinggi, sementara di daerah dengan curah hujan tinggi atau dengan aliran sungai yang signifikan, seperti di wilayah pesisir, salinitas cenderung lebih rendah.

Pengaruh Garam Terhadap Sifat Fisik Air Laut

Salinitas memiliki dampak langsung pada sifat fisik air laut, terutama densitas atau kerapatan air. Air dengan salinitas yang lebih tinggi memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan air tawar. Ini penting dalam konteks dinamika laut, karena kerapatan mempengaruhi pergerakan air, baik secara horizontal maupun vertikal, yang kemudian berdampak pada sirkulasi laut global.

1. Densitas dan Sirkulasi Termohalin

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline