Lihat ke Halaman Asli

Lebaran di Negeri Formosa: Tetap Ceria Meski Jauh Dari Tanah Air & Orangtua

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Written By Redaksi Radar Indonesia on Saturday, August 10, 2013 | 8:58 AM

Kaum muslim saat shalat ied di Taipei Main Stasion (TMS) RADAR-INDO.COM, TAIPEI - Gema takbir terdengar bertalu-talu mengiringi datangnya hari yang fitri, 1 Syawal 1434H yang berarti juga hari kemenangan bagi seluruh umat muslim di dunia, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Di Taiwan sendiri pelaksanaan shalat Ied dilakukan secara berbeda-beda. Sebagian ada yang melaksanakan pada hari Kamis (8/8/13) dan sebagian lagi hari Jum'at (9/8/13). Untuk daerah Taipei dan sekitarnya, pelaksanaan shalat Ied pada hari Kamis dipusatkan di halaman Taipei Main Stasiun (TMS), dan hari Jum'at dilaksanakan di Masjid Agung Taipei, Da-an. Sementara di daerah-daerah lain di Taiwan seperti Taoyen, Taichung, Hualien, Kaohsiung dan daerah-daerah lain, pelaksanaan shalat Ied dilaksanakan pada hari Jum'at.

Koresponden Radar Indonesia kumpul bersama rekan usai sholat ied Wajah-wajah penuh keceriaan, saling memaafkan antar sesama adalah pemandangan yang sangat wajar terjadi di hari raya Idul Fitri. Begitu juga yang terjadi di negeri Formosa atau Taiwan, meski jauh dari sanak saudara, para BMI (Buruh Migrant Indonesia) yang ada di Taiwan merayakan lebaran dengan cara mereka sendiri-sendiri. Makan bersama teman sesama BMI adalah acara yang paling banyak dilakukan menjelang atau pas hari raya Idul Fitri. "Sedih mbak sebenarnya lebaran kayak gini ngga bisa kumpul sama keluarga, terutama anak dan suami. Tapi mau gimana lagi..ini memang sudah resiko menjadi seorang pekerja diluar negeri. Tapi alhamdulillah..hari ini masih bisa berbagi dengan teman sesama BMI, meski sedikit, insyaallah barokah.." ujar mbak Zubaidah, salah seorang BMI yang ditemui koresponden Radar Indonesia di Taiwan, Ika Doank, saat asyik membagikan nasi kuning plus minuman ringan kepada teman-temannya sesama BMI.

Penulis bersama rekan tetap gembira merayakan Iedul Fitri di Taipei Lain lagi dengan Yulia, gadis manis asal Semarang yang belum genap satu tahun bekerja di Taiwan itu mengaku, malam sebelum lebaran dia menangis karena ingat keluarga di rumah. Maklum saja karena baru pertama kali dia bekerja di luar negeri. Berbeda dengan mbak Zubaidah yang nampak lebih tegar dan ceria. "Aku kangen sama keluarga, biasanya kalau saat-saat lebaran gini kan kumpul bareng keluarga, tapi sekarang lebaran di perantauan. Untung ada teman-teman senasib,jadi rasa kangennya bisa sedikit terobati" tuturnya dengan mata sedikit berkaca-kaca. Bagi para TKI, saat-saat lebaran adalah moment yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Sedih karena harus jauh dari keluaga tercinta. Tapi apa mau dikata, itu semua memang sudah resiko bekerja di luar negeri. Jadi mau tidak mau ya harus mau. Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan bathin. SUMBER




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline