Lihat ke Halaman Asli

Komersil Identik Matrealis? Mungkin Kreatif

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13626185151798074209

[caption id="attachment_247340" align="alignleft" width="300" caption="rastor72.blogspot.com"][/caption]

Kalau kita membicarakan bisnis, maka kita dituntut untuk mendapatkan hasil yang maskimal dengan modal yang minim. Namun tidak hanya itu saja, kita juga harus memikirkan kenyamanan pelanggan tanpa mengorbankan kepentingan diri. Ibaratnya win-win. Dimana semua pihak merasakan keuntungan.

Ada kutipan nasihat dari CEO Google Lary Page, “Inovasi harus diikuti dengan komersialisasi”. Dari kata-kata tersebut maka kita harus ingat sebagai pengusaha jangan egois. Pebisnis ibarat mengasuh anak. Dimana sang anak perlu dibiayai agar bisa tetap hidup. Begitu juga usaha kita. Sebagai pebisnis kita harus sadar bahwa komersialisasi artinya kita peduli terhadap hidup perusahaan.

Google bisa sukses bukan saja karena inovasinya, namun karena kepiawaiannya mengkomersilkan setiap produknya. Inovasi tidak hanya melulu untuk produk, tapi juga bisa juga inovasi strategi bisnis. Seperti Google mengakusisi Android, artinya produk Android tidak sepenuhnya inovasi dari Google. Namun karena strategi bisnisnya yang kreatif, Android berhasil menjadi OS perangkat mobile nomor satu.

Memang setiap karya atau produk kita membutuhkan namanya Inovasi. Namun Inovasi tanpa komersialisai, sama saja tidak kreatif. Kita bukan dermawan yang menawarkan produk atau jasa secara Cuma-Cuma (kecuali bila itu bagian strategi marketing). Disitulah tantanganya menjadi orang yang kreatif, dimana kita berusaha mencari solusi mendapat nilai atas hasil karya kita.

Selain Google, Anda pernah mendengar perusahaan teknologi Xerox PARC. Mungkin dibenak anda langsung teringat mesin Fotocopy. Ternyata Xerox PARC lebih dari sekedar itu. GUI (Grapichal User Interface) atau teknologi yang membuat komputer jadi mudah dioperasikan (Dulu sebelum ada GUI mengoperasikan komputer harus mengetik kode-kode) merupakan hasi inovasi dari Xerox PARC. Namun karena Xerox PARC tidak pandai mengkomersilkannya, akhirnya teknologi tersebut diambil oleh Apple. Dan jadilah Apple sukses karena berhasil mengkomersilkan inovasi perusahaan lain.

Kita mendapat pelajaran dari sejarah tersebut. Menjadi dermawan itu mudah, karena memang tidak ada hal yang dipikirkan. Tinggal memberi tanpa perlu khawatir karena niatnya memang hanya memberi tanpa mengharapkan imbalan. Disini saya tidak menganggap dermawan itu buruk, namun kita sedang membicarakan bisnis yang akan membuat kita kreatif.

Bicara soal bisnis mau tidak mau seseorang harus mengkomersilkan hasil karyanya. Tujuannya agar dia mendapat keuntungan dan orang yang membeli produk juga mendapat keuntungannya. Bisnis bukan sekedar mencari keuntungan semata, tetapi lebih ditekankan kepada transaksi. Kalau mau cari untung saja, korupsi saja juga bisa. He-he

Itulah tantangannya menjadi pebisnis. Tidak mudah memang untuk mengkomersilkan karya kita. Hambatannya yah tidak semua orang mempunyai mental bisnis yang tangguh. Jika anda ingin menjadi pebisnis yang tangguh, Anda harus bertahan menerima anggapan matre dimata orang. Berpikir positif, komersialisasi itu kreatif. Ingat kita punya anak yang bernama perusahaan.

Bagaimana caranya agar anak kita yang bernama perusahaan bisa bertahan hidup melewati zaman? Berdiskusi yuk, bicara komersil. Menurut Anda bagaimana dengan Open source? ^_^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline