Lihat ke Halaman Asli

Rada Isda Sari

Writer and Student of College

Tema: "Refleksi Dialektika Hadis di Tengah Masyarakat Milenial"

Diperbarui: 9 Agustus 2021   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era saat ini masyarakat telah mengenal luas tentang arti sebuah teknologi dalam kehidupan, seakan-akan tidak bisa dipisahkan lagi dalam aktivitas sehari-hari. Perkembangan zaman dan kebiasaan masyarakat yang lebih kontemporer, membuat segala media dan informasi bisa didapatkan dari berbagai sumber. Salah satu media yang sangat diminati masyarakat sekarang yakni internet. Kita semua ketahui bahwa internet adalah media sosial yang sangat tren saat ini, hampir semua kalangan mampu untuk mengaksesnya baik itu masyarakat kota ataupun pedalaman. Apalagi bagi generasi muda, pasti tidak asing lagi dengan istilah ini.  


Generasi muda sekarang atau yang biasa disebut dengan istilah anak milenial atau generasi Y merupakan sekelompok masyarakat yang lahir sekitar tahun 1980 hingga tahun 2000-an. Berdasar pada riset yang dilakukan oleh lembaga Alvara Research Center diketahui bahwa generasi milenial menyimpan potensi besar dalam dunia teknologi dan bisnis. Hal ini memungkinkan bahwa teknologi bagi generasi milenial sudah menjadi hal biasa dalam segala aktivitas.


Seperti halnya dengan teknologi yang semakin berkembang, media-media pembelajaran juga mulai dikembangkan. Saat ini, kita bisa melihat banyak situs-situs di internet yang menyediakan media pembelajaran, baik itu mengenai tentang pelajaran di sekolah maupun pelajaran yang bersifat umum. Tak terkecuali pelajaran-pelajaran yang berbau agama Islam pun mulai dikembangkan seperti tersedianya kita-kitab online di berbagai situs yang dapat dijangkau kapan saja. Salah satu media Islam yang bisa dijadikan contoh saat ini yakni “Kitab Hadis Online”. Hal ini tentunya sangat berguna bagi masyarakat penganut islam yang ingin mempelajari agamanya lebih jauh.


Perlu diketahui bagi umat Islam, Hadis adalah pedoman kedua setelah kitab suci yang pertama yakni Al-Qur’an al-karim. Kitab hadis berisi tentang segala perkataan, perbuatan serta ketetapan dari baginda Nabi Muhammad saw. Beliau adalah nabi dan rasul terakhir di muka bumi yang membawa risalah bagi seluruh umat manusia menuju jalan kebenaran. Itulah mengapa penting bagi kita untuk mendalami kitab hadis ini. Sehingga melalui teknologi canggih saat ini, kita sebagai umat Islam akan jauh lebih mudah memahami hadis Nabi dan menerapkannya dalam keseharian kita, terutama untuk generasi milenial.
Di zaman dahulu, para ulama dan para penuntut ilmu Islam harus mendatangi wilayah-wilayah tempat berkembangnya ilmu pengetahuan Islam seperti di Mekah, Madinah, Iraq ataupun Baghdad. Mereka harus mendatangi beberapa kota tersebut untuk menuntut ilmu dikarenakan ilmu Islam hanya berada di tempat-tempat itu saja, sehingga tidak semua orang pasti menjangkaunya. Namun dengan seiring berkembangnya zaman, kitab-kitab Islam pun mulai dibukukan dan dicetak dalam jumlah banyak agar bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Tidak sampai disitu saja, di masa kontemporer ini akhirnya beberapa kitab-kitab Islam termasuk di dalamnya kitab Hadis Rasulullah mulai dimasukkan kedalam internet. Ini menjadi cara baru untuk memahami agama Islam lebih baik, dan tentunya berbeda dengan zaman dahulu yang harus mendatangi para sahabat atau para syeikh untuk mendapatkan pelajaran.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi milenial saat ini harus memanfaatkan media internet dalam memperkaya wawasan keislaman kita dan mempelajari lebih dalam tentang ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw. termasuk didalamnya hadis Nabi. Selain kita mendapat kemudahan dalam memperoleh ilmu, kita juga bisa lebih berpeluang untuk memiliki wawasan tinggi tentang Islam. Sehingga kesalahan dalam beribadah mulai berkurang dan kehidupan masyarakat semakin terarah.


Namun dari segala kemudahan yang ada, masih banyak generasi milenial kita yang belum terlalu paham tentang agamanya. Ini bukanlah kesalahan dari teknologi, namun hal ini merupakan kesalahan mutlak dari mereka yang tidak ingin mendalami agamanya. Perkembangan zaman juga telah mengubah karakter sebagian orang untuk lebih energik dan menjalani kehidupan sesuai dengan pilihannya, sehingga media yang ada seakan-akan hanya menjadi bahan untuk memberikan kesenangan pada dirinya. Bahkan kebiasaan-kebiasaan yang muncul juga mulai membuat seseorang  mengikuti sikap yang tidak baik yang kadang bertentangan dengan perihal agamanya. Kebanyakan generasi milenial hidup layaknya seperti non muslim, mengikuti gaya berpakaian mereka serta mengikuti pola hidup mereka. Hal ini tentu perlu digaris bawahi oleh setiap generas muda Islam.


Walaupun seperti itu, banyak juga bermunculan masyarakat milenial yang mulai hijrah dan mulai memperkuat kaidah keislamannya. Ini merupakan kabar gembira buat kita semua, disamping berkembangnya pergaulan yang semakin tidak berakhlak makin banyak pula yang menyuarakan ajaran-ajaran Islam yang sedikit telah terlupakan di mata masyarakat. Berbagai konten yang beredar di berbagai media sosial mulai menunjukkan kutipan-kutipan hadis dan perkataan ulama yang mengandung nilai kebaikan Islam. Terbentuknya berbagai kelompok belajar Islam dalam suatu group di media sosial serta banyaknya beredar media-media dakwah para da’i semakin meningkatkan nuansa keislaman di tengah-tengah masyarakat. Kemudian yang tak kalah luar biasanya adalah keberadaan aplikasi-aplikasi di media sosial seperti “Al-maktabu al-waqfiyah” dan “Maktabah syamilah” yang berisi kitab-kitab tentang Islam dari karangan para ulama-ulama dari dulu sampai sekarang yang bisa dibaca kapan saja dan dimana saja.  


Oleh karena itu, tidak ada lagi kata tidak bagi masyarakat milenial untuk memahami ilmu-ilmu Islam terkhusus Hadis Nabi Muhammad saw. Dengan segala kemudahan media dan teknologi yang ada tentunya akan semakin membantu kita dalam menuntut ilmu sehingga masyarakat milenial Islam menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang keislaman serta mampu memahami segala pedoman Nabi Muhammad saw. untuk menjalankan ibadah kepada Allah swt. dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline