Lihat ke Halaman Asli

Bahagianya Bertemu Guru-guru TK Aisyiyah di Garut: Mengupas Konsep Islamic Green School, Inclusive School dan Pendidikan Berbasis Fitrah

Diperbarui: 17 Januari 2025   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Pertemuan IGABA Garut, TK Aisyiyah Samarang, 16 Januari 2025; Sumber: Foto Pribadi

Dalam suasana hangat penuh keakraban, guru-guru Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah se-Kabupaten Garut berkumpul dalam acara rutin IGABA (Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal) di TK Aisyiyah Samarang Garut. Tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, pertemuan ini menjadi ruang berbagi ilmu dan kali ini tema yang dibahas adalah "Islamic Green School, Inclusive School, dan  Pendidikan Berbasis Fitrah." Saya hadir menjadi pembicara atau pemantik diskusi memenuhi tugas dari Pimpinan Wilayah Aisyiyah untuk bergerak dan berkhidmat di daerah, khususnya daerah tempat tinggal saya di Garut. 

Saya selalu semangat dan merasa bahagia jika bisa bertemu langsung dengan guru-guru hebat ini. Mereka adalah pejuang di garda depan pendidikan anak usia dini, yang setiap hari dengan sabar dan penuh kasih membimbing anak-anak di usia emasnya terutama usia emas fitrah keimanan yang merupakan fondasi bagi tumbuhnya fitrah-fitrah lainnya.

Peran Guru TK Menguatkan Fitrah Keimanan di Usia Emas

Usia anak-anak di TK adalah masa emas (golden age) fitrah keimanan, di mana mereka tengah membangun dasar spiritual, moral, dan emosional yang akan membentuk karakter mereka di masa dewasa. Pada masa ini, anak-anak berperan sebagai raja dan ratu, sementara guru dan orang tua menjadi pelayan dan penasihat mereka. Dengan kasih sayang dan bimbingan, guru membantu menjaga potensi bawaan anak agar tumbuh sesuai nilai-nilai Islami seperti empati, rasa ingin tahu, rasa cinta terhadap lingkungan sekitar, rasa Syukur, terutama rasa cinta pada Allah, Tuhan semesta alam. Pendidikan berbasis fitrah menjadi kunci dalam membentuk generasi yang beriman, peduli, dan berkarakter mulia.

Keberhasilan pendidikan ini tidak lepas dari peran besar guru-guru TK yang berdedikasi sebagai penjaga fitrah dan inspirator generasi. "Guru TK adalah ujung tombak terlaksananya berbagai konsep dan program Pendidikan Aisyiyah dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang unggul dan berkemajuan," saya sampaikan hal tersebut dengan penuh apresiasi.

Islamic Green School: Mendidik Kesadaran Lingkungan Melalui Keteladanan

Konsep Islamic Green School menjadi topik utama yang dibahas dalam pertemuan ini. Inti dari konsep ini adalah menekankan pentingnya membangun green mindset terlebih dahulu sebelum membuat program atau aktivitas Green School sehingga keberlanjutan programnya bisa lebih terjaga. Green mindset ini penting untuk kemudian diterapkan dalam aktivitas sehari-hari warga sekolah (Guru dan anak didik). Sekolah ramah lingkungan dengan nilai-nilai Islami ini mengajarkan soal ketauhidan anak untuk menjaga Bumi dan Lingkungannya, kemudian mengajarkan berbagai kebiasaan baik sejak dini, seperti memilah sampah, menghemat energi, dan mencintai alam. Anak-anak diajak untuk terlibat dalam langkah-langkah sederhana tetapi berdampak besar, seperti memilah sampah organik dan anorganik, mematikan lampu dan peralatan elektronik jika tidak lagi digunakan, mematikan keran air setelah digunakan, membuat ecobrick, hingga menanam pohon dan merawatnya sebagai bagian dari pembelajaran.

Peran guru dalam menanamkan kebiasaan ini sangatlah besar. Guru-guru TK harus bisa menjadi teladan dengan menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap lingkungan dalam kegiatan pembelajaran mereka. "Langkah-langkah kecil yang dicontohkan dan diajarkan guru kepada anak-anak akan memberikan dampak besar pada masa depan," saya sampaikan, seraya mengapresiasi dedikasi mereka dalam mendidik generasi yang harus peduli lingkungan.

Mewujudkan Green School membutuhkan komitmen bersama. Guru diminta untuk menyusun rencana aksi yang melibatkan semua warga sekolah termasuk orang tua dan lingkungan sekitar sekolah, memulai program Green School nya berdasarkan hasil audit lingkungan sekolah serta menciptakan infrastruktur yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan sekolah. Program edukasi lingkungan juga adalah hal yang harus diprioritaskan guna mengubah mindset semua stakeholder yang terlibat.

Program Inklusi: Mewujudkan Semangat "No One Left Behind"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline