Lihat ke Halaman Asli

Kebakaran Dahsyat di Los Angeles Tanda Bumi Marah: Apa Tindakan Kita Agar Bumi Mereda?

Diperbarui: 15 Januari 2025   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: @officialinewstv 

Bayangkan jika Kota Bandung yang kita kenal asri dan penuh kenangan tiba-tiba dilanda kebakaran hebat. Dari utara sampai selatan, semuanya berubah jadi abu---rumah-rumah hangus, pepohonan tak lagi hijau, udara penuh asap. Sulit membayangkannya, bukan? Namun, itulah kenyataan yang terjadi di Los Angeles, di mana sebanyak 9.500 hektar lahan terbakar. Luas itu lebih dari setengah luas Kota Bandung! Kebakaran ini dahsyat ini sudah lebih dari seminggu lalu, namun api masih belum sepenuhnya padam. Puluhan nyawa hilang, ribuan orang kehilangan tempat tinggal, dan kerugian mencapai Rp2.400 triliun. Semua itu adalah dampak dari kebakaran yang dipicu oleh banyak faktor yang harusnya bisa kita cegah.

Perubahan iklim yang semakin parah akibat gaya hidup kita yang konsumtif dan penggunaan energi fosil yang berlebihan telah meningkatkan suhu global, memperburuk kekeringan, dan menciptakan kondisi yang lebih mudah terbakar. Tidak hanya itu, pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan dan izin pemukiman yang dikeluarkan di dekat hutan atau lahan rawan kebakaran juga meningkatkan risiko. Pemukiman yang dibangun terlalu dekat dengan hutan, tanpa memperhitungkan dampak terhadap ekosistem dan pencegahan kebakaran, hanya memperburuk keadaan. Penghancuran habitat alami serta pembukaan lahan tanpa perhatian terhadap dampaknya membuat kebakaran semakin sulit diatasi. Kesulitan dalam penanganan kebakaran ini juga dipengaruhi oleh cuaca yang ekstrem, angin kencang, dan terjadinya kebakaran di area yang sulit dijangkau oleh petugas pemadam kebakaran.

Gaya hidup konsumtif dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan pun mempercepat perubahan iklim serta menciptakan tantangan besar bagi kehidupan kita. Namun, tantangan ini bukan berarti tidak dapat diatasi. Justru, situasi ini mengingatkan kita untuk mengambil langkah-langkah nyata, dimulai dari perubahan kecil yang bisa dilakukan setiap individu.

Namun, jangan hanya merasa khawatir. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mulai bertindak dari hal-hal sederhana di rumah. Salah satunya adalah dengan mengurangi sampah. Gunakan tas kain saat berbelanja untuk mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai, sekaligus membawa tumbler agar tidak perlu membeli air kemasan. Selain itu, manfaatkan sampah dapur dengan mengolahnya menjadi kompos yang dapat berguna bagi tanaman di sekitar rumah. Langkah sederhana ini dapat diperluas dengan kebiasaan belanja yang bijak, terutama menjelang puasa dan Lebaran, dengan membeli makanan secukupnya untuk menghindari pemborosan, mengingat sisa makanan adalah salah satu kontributor terbesar sampah. Untuk kebutuhan pakaian, pilihlah baju yang masih layak dipakai atau pertimbangkan membeli baju preloved sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, hemat energi juga penting; matikan lampu jika tidak diperlukan, gunakan barang elektronik seperlunya, dan pilih peralatan rumah tangga yang efisien dalam penggunaan energi.

Kita diajarkan untuk hidup hemat dan menjaga amanah Allah, termasuk menjaga bumi sebagai tempat tinggal kita. Rasulullah SAW memberikan teladan dengan menggunakan air secara bijak saat berwudu, sebuah langkah sederhana namun memiliki dampak yang besar. Sebentar lagi, kita akan memasuki bulan puasa, sebuah momen penuh berkah yang seharusnya menjadi waktu untuk memperkuat iman dan kepedulian. Di bulan puasa dan saat merayakan Lebaran, kita juga diingatkan untuk tidak berlebihan agar tidak menambah beban bagi bumi yang telah dipercayakan kepada kita. Mari kita jadikan Ramadan tahun ini sebagai waktu untuk lebih peduli terhadap lingkungan, lebih sederhana, dan lebih bijak dalam segala hal. Bumi ini hanya satu, titipan untuk anak cucu kita. Mari kita sayangi bumi ini seperti kita menyayangi keluarga kita, agar bisa meninggalkan dunia yang lebih baik untuk generasi yang akan datang. (Rachminawati, Garut, 15 Januari 2015)

Sumber Berita Kebakaran LA: @officialinewstv , 15 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline