Lihat ke Halaman Asli

Rachma wati

Pustakawan SMP Fastabiqul Khairat

Gemar Membaca dan Menulis Dapat Mencetak Generasi Penulis yang Kreatif (Part 1)

Diperbarui: 12 Desember 2022   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Oleh: Rachmawati

Judul Diatas merupakan salah satu karya tulis yang saya buat untuk meningkatkan gemar membaca dan menulis pada siswa khususnya di lingkungan Sekolah tempat saya mengabdi selama 9 tahun 10 bulun. Mengapa Harus Membaca dan Menulis...?, walau terlihat sederhana tapi pelaksanaanya masih jarang kita lihat diterapkan oleh sekolah-sekolah dan kehidupan keseharian. Banyak orang beranggapan kalau menulis itu adalah kegiatan yang sulit. Namun sebagian lainnya mungkin memiliki anggapan bahwa menulis merupakan kegiatan yang sangat mudah. Segala sesuatu bila belum kita coba dan biasakan memang akan nampak sulit, tetapi bila kita paham dan mengetahui caranya tentu akan terasa lebih mudah. Semua itu memerlukan proses tersendiri.

Salah satu cara agar anak memiliki keterampilan menulis adalah dengan membiasakan mereka sejak dini untuk membaca. Karena apa? Berbagai tulisan yang telah mereka baca secara tidak sadar akan terekam dibawah alam sadarnya. 

Keterampilan menulis harus sejalan dengan keterampilan membaca. Itu sebabnya anak yang sudah terbiasa membaca akan menambah perbendaharaan katanya sehingga akan lebih mudah untuk merangkai kata-kata dibandingkan dengan anak yang tidak gemar membaca. 

Manfaat yang kita peroleh bila terbiasa melakukan ini adalah hal yang luar biasa. Anak akan terbiasa menuangkan pikirannya ke dalam kertas, mengorganisasikan pemikirannya, dan menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam bentuk tulisan.

Keberadaan perpustakaan sekarang ini menjadi begitu penting dengan dikeluarkannya Undang-undang no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Undang-undang yang menjadi payung hukum bagi segala aktifitas kinerja perpustakaan dan seluruh elemen pendukung kegiatannya, meliputi pustakawan, gedung, koleksi, dan pemustaka. 

Sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang no 43 tahun 2007(scribd.com) , dalam pasal 3 dikatakan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.

Maka bertolak dari fungsi perpustakaan tersebut tentunya sebuah tantangan bagi pengelola perpustakaan untuk menciptakan sebuah perpustakaan yang bisa menjadi tempat menggali ilmu sekaligus tempat rekreasi yang menyenangkan sehingga terwujud masyrakat pembaca dan pembelajar sepanjang hayat.

Menjadi sebuah tantangan besar pustakawan selaku pengelolan perpustakaan harus mampu mencari trik ampuh agar siswa(i) dapat membiasakan diri dengan menulis dan membaca. Apa betul kegiatan membaca dapat membantu seseorang untuk kreatif?.  Jordan E. yang menjelaskan bahwa membaca dapat memicu kreativitas. 

Buku mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakter. Bayangan yang terkumpul dalam tiap buku yang melekat dalam pikiran, membangun sebuah bentang ide dan perasaan yang menjadi dasar dari ide kreatif (Hernowo 2003: 37). Padahal salah satu faktor yang mendorong agar anak mempunyai minat menulis ialah kebiasaan membacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline