Lihat ke Halaman Asli

Rachmawan Deddy

Profesional

Inikah Kesalahan KBBI Edisi Keempat?

Diperbarui: 18 September 2016   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akara Incung Kerinci yang ada di KBBI edisi Keempat dan ditulis sebagai aksara Rencong| Dok pri

Walau KBBI edisi keempat terbit kali pertama pada 2008, sungguh saya baru tahu beberapa pekan lalu, bahwa ada 45 kosakata Jambi di kamus itu. Duh.

Sependek yang saya tahu, saya kosakata daerah Jambi di Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 4 cuma ada dua. Yaitu “mindulahin” dan “krinok”. Kalau belum tahu arti dua kata itu, rujuk saja ke sini. Sekalian biar tahu, puluhan kosakata Melayu Jambi lain yang sudah ada di KBBI.

Tapi, asal tahu saja. Jumlah kosakata ‘aseli’ Jambi yang diusulkan untuk KBBI jauh lebih banyak ketimbang yang diserap jadi bahasa Indonesia.

Pada tahun 2013 dan 2014 Badan Bahasa meminta Kantor Bahasa Jambi untuk mengirimkan kosakata daerah Jambi. Seturut keterangan rekan di Kantor Bahasa Jambi, pada 2013 dikirimlah 108 kosakata “aseli” Jambi. Begitu pun di 2014,  ada 108 kosakata yang Jambi nian diusulkan masuk KBBI.

Hasilnya? Sebagian besar kata yang diusulkan tadi, belum tongol di KBBI. Termasuk kata ‘menapo’ yang rupanya sudah diusulkan pada 2014.

Terakhir, tahun ini Kantor Bahasa Jambi kembali menganjurkan kosakata daerah Jambi. Tapi jumlahnya tak lebih banyak. Cuma 92 kosakata. “Dan itu pun hanya kosakata dari daerah Tebo,” kata si Mbak elva dari Kantor Bahasa Jambi.

Soal kenapa hanya kosakata dari Tebo, kiranya bukan tersebab ego ingin menonjolkan satu daerah dibanding daerah lain. Pasalnya, kosakata dari Tebo yang sudah diinventarisir oleh Kantor Bahasa Jambi, sudah memenuhi persyaratan untuk dikirim. Apakah itu dari segi definisi, konteks, konsep, maupun gambar.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebelum kosakata daerah dimasukkan dalam KBBI. Diantaranya, kata tersebut konsepnya belum ada di bahasa Indonesia atau bahasa daerah lain.

Seturut contoh yang diberikan kepada saya, misalnya “bepak” yang merupakan kosakata orang rimba yang berarti bapak. Nah, karena konsep itu sudah ada di bahasa Indonesia, maka bepak otomatis tertolak.

Kesimpulannya, umumnya kosakata daerah yang akan diserap sebagai bahasa Indonesia yang memang khas. Ya umumnya, terkait budaya. Makanya kosakata melayu Jambi yang sudah ada di KBBI 4 umumnya terkait budaya lokal.

Kini, kita tinggal menunggu KBBI edisi kelima yang katanya bakal terbit Oktober 2016. Cuma, kok saya rada pesimis bakal banyak bertambah kosakata Jambi di KBBI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline