Lihat ke Halaman Asli

Rachmawan Deddy

Profesional

Bandara dengan Conveyor Belt Terpendek

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1310380707517718142

[caption id="attachment_119212" align="alignleft" width="300" caption="ini dia conveyor belt terpendek itu. pendekkan?"][/caption] Kerepotan dan ketidaknyamanan itu didapati saat harus menunggu bagasi. Sungguh sangat tak nyaman bukan ketika kita harus berdesak-desakan? Mau tahu panjang ban berjalan pengangkut bagasi di bandara yang sudah dikelola Angkasa Pura II ini? Paling sekitar lima atau enam meter. ** Berapa idealnya panjang dan jumlah conveyor belt alias ban berjalan di sebuah bandara? Menurut saya, keidealan pemindah bagasi tersebut, harus mengacu pada jumlah penerbangan yang bisa menjadi gambaran jumlah penumpang atau seat tersedia dalam satu hari. Dari tujuh bandara (aduh sedikit sekali) yang pernah saya jadikan tempat pemberangkatan dan destinasi, inilah bandara yang merepotkan penumpang, Bandara Sultan Thaha di Jambi. Sialnya, bandara itu merupakan bandara yang ada di kota saya. Hmmm… Kerepotan dan ketidaknyamanan itu didapati saat harus menunggu bagasi. Sungguh sangat tak nyaman bukan ketika kita harus berdesak-desakan? Mau tahu panjang ban berjalan pengangkut bagasi di bandara yang sudah dikelola Angkasa Pura II ini? Paling sekitar lima atau enam meter. Mari berhitung! Berapa panjang rata-rata barang bagasi penumpang? Katakan saja sekira 80 sentimeter. Artinya, dalam satu conveyor sepanjang lima meter hanya akan mampu menampung 6 barang. Lalu, jika bagasi sudah tiba diujung conveyor belt tak kunjung diambil si empunya?...Bagaimana jika kedatangan antara satu pesawat dengan pesawat lain berdekatan? Di ruang kedatangan bandara yang mengambil nama pahlawan nasional asal Provinsi Jambi tersebut, sedianya ada dua conveyor belt dengan panjang yang sama. Sayangnya, hanya satu yang dioperasikan. Setidaknya itu saya dapati setelah beberapa kali, terakhir 7 Juli lalu. Alih-alih memiliki panjang ideal, ruang kedatangan ini pun luasnya tak seberapa. Untuk diisi oleh penumpang satu pesawat Boeing 737 apalagi Boeing 737-900 ER, hmmm akan sangat padat tentunya. Bandara Sultan Thaha, sejak sekira tiga atau empat tahun lalu mulai dikelola oleh Angkasa Pura II. Sayangnya, bandara ini termasuk dalam daftar bandara yang merugi. Bandara Sultan Thaha, boleh saja saat ini terus berbenah diri. Mulai dari landasan pacu misalnya. Dari yang semula 2.220 dengan lebar 30 meter, dijadikan 2.400 meter dengan lebar 45 meter. Sayang, penambahan panjang landasan tak dibarengi dengan penambahan ban berjalan. Padahal, jumlah penerbangannya pun lumayan banyak. Bandara ini juga mulai mempercantik performancenya, sejumlah bangunan didirikan dan mulai dikomersilkan sebagai gerai, tapi memberikan kenyamanan bagi penumpang. Jadi dengan panjang conveyor belt di atas, maaf kalau saya katakan, inilah bandara dengan ban berjalan terpendek. Tak percaya, ayo mampir ke Jambi. Banyak kok objek wisata menarik di sini. Urusan conveyor belt, lupakan sejenak. Tapi jangan lupa, fasten your seatbelt, please!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline