Lihat ke Halaman Asli

Rachmawan Deddy

Profesional

Ketidakberpihakan Rekening Dana Sosial

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Amat disayangkan bukan, ketika yayasan atau rekening sosial, masih berorientasi pada penghimpunan dana. Ingat Bung, ini bukan bank.


---------

Siapa yang paling membutuhkan dengan adanya penghimpunan dana melalui rekening sosial?  Apakah para penderma yang memiliki rezeki berupa harta lebih, atau  masyarakat tak mampu yang menjadi objek  penyaluran dana tersebut?
Cobalah lihat iklan sejumlah rekening sosial, di televisi atau di media cetak.  Ingat seperti apa bentuk iklannya?  Bila lupa, sila tunggu iklan itu menyapa Anda di udara.

Saya mengambil contoh rekening Jalinan Kasih yang ada di RCTI.  Maaf, contoh ini  saya ambil lantaran itu yang kerap saya jumpai. Artinya, bisa jadi saya lebih sering menonton RCTI ketimbang stasiun lainnya. Atau, iklan  rekening Jalinan Kasih lebih sering muncul ketimbang iklan rekening sosial yang dimiliki stasiun tivi lainnya. Namun sepengetahuan saya, format iklan rekening sosial di tivi lain juga demikian. Setali tiga uang.

Bila Anda, orang yang memiliki kemampuan berderma dengan harta, sangat tepat dengan iklan itu. Anda tak perlu banyak langkah untuk  menjadi “korban”  pariwara itu. Cukup bermodal ingatan tajam, atau alat tulis. Lalu, catat saja nomor  rekening. Langkah selanjutnya, dengan kemajuan teknologi, dengan gadget di tangan, uang Anda segera berpindah ke rekening yang danaya kerap disalurkan untuk penanganan kesehatan masyarakat tak mampu tersebut.
Tapi, bila Anda orang yang membutuhkan bantuan, selamat berusaha lebih di tengah kekurangan yang membelit.  Anda harus mencari nomor telepon pengelola rekening yang tentu untuk mendapatkannya harus melalui beberapa langkah. Dan saya yakin, tentu tak mudah. Bagaimana agar bisa mendapatkan bantuan itu?. Tentu kalimat tanya itu yang muncul.
Oh Tuhan, sialnya, tak ada petunjuk mengenai hal itu di sana. Umumnya, iklan-iklan rekening sosial hanya menampilkan nomor rekening. Itu tentu disertai slide bahwa dana yang dihimpun telah disalurkan dan diterima oleh orang yang tepat. Dan maaf, itu biasanya disertai visual saudara-saudara kita yang kurang sempurna, secara fisik misalnya.
Bukan tidak percaya dengan aneka rekening sosial itu. Rekening yang dimiliki lembaga yang kredibel, serta disertai laporan penyaluran dana melalui kemasan tayangan, tentu itu harus kita apresiasi positif.
Amat disayangkan bukan, ketika yayasan atau rekening sosial, masih berorientasi pada penghimpunan dana. Ingat Bung, ini bukan bank. Menyalurkan rupiah bagi si kaya  jauh lebih mudah ketimbang si miskin yang membutuhkan bantuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline