Inovasi Metode SAS untuk Mengatasi Kesulitan Membaca Siswa SD di Kota BatuDi era digital yang semakin maju, kemampuan membaca menjadi kunci sukses dalam pendidikan. Namun, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan dasar ini, termasuk di tingkat sekolah dasar. Tantangan ini yang kemudian dijawab oleh Rachmatdani Miftahul Kahfie, mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Malang, melalui program intervensi membaca menggunakan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) di SDN 1 Bumiaji, Kota Batu.
Mengenal Metode SAS: Pendekatan Sistematis untuk Membaca
Metode SAS merupakan pendekatan inovatif yang membantu siswa memahami struktur bahasa secara menyeluruh. "Metode ini menampilkan kalimat utuh yang kemudian diurai menjadi komponen-komponen kecil seperti huruf, dan kemudian dirangkai kembali menjadi kalimat," jelas Rachmatdani. Pendekatan ini memungkinkan siswa memahami hubungan antara bagian dan keseluruhan dalam teks, memudahkan proses belajar membaca.
Program intervensi ini dilaksanakan selama satu bulan dengan intensitas pertemuan empat kali per minggu. Setiap sesi dirancang secara bertahap, dimulai dari pengenalan huruf hingga membaca teks pendek secara mandiri. "Kami menggunakan berbagai alat bantu seperti kartu huruf dan kartu suku kata untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan," tambahnya.
Hasil yang Menjanjikan
Setelah satu bulan pelaksanaan, program ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Siswa yang sebelumnya kesulitan mengenali huruf kini mampu membaca kalimat sederhana dengan lebih lancar. Peningkatan tidak hanya terlihat dari kemampuan teknis membaca, tetapi juga dari rasa percaya diri siswa.
"Kunci keberhasilan program ini adalah pendekatan yang sistematis dan penggunaan alat bantu visual yang interaktif," ungkap Rachmatdani. Dukungan dari pihak sekolah dan suasana pembelajaran yang kondusif juga berkontribusi pada kesuksesan program.
Tantangan dan Rekomendasi
Meski menuai hasil positif, program ini tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan waktu dan variasi alat bantu pembelajaran menjadi kendala yang perlu diatasi. Rachmatdani merekomendasikan beberapa penyempurnaan untuk pengembangan program ke depan:
1. Memperpanjang durasi program untuk memberikan waktu lebih banyak bagi siswa
2. Menambah variasi alat bantu pembelajaran
3. Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam proses belajar
4. Melakukan evaluasi yang lebih terstruktur
"Program ini membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, kesulitan membaca pada siswa dapat diatasi," tutup Rachmatdani. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi metode serupa dalam membantu siswa dengan kesulitan membaca.
Program intervensi membaca dengan metode SAS ini merupakan bagian dari program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan di bawah bimbingan Retno Sulistiyaningsih, S.Pd.I., M.Si. dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H