(SPOILER Content)
Spider-Man: Far from Home menjadi sebuah kolaborasi besar Marvel Studios dan Sony Pictures yang amat sangat menyegarkan. Sesuai dengan judulnya, kalian ini kita akan disajikan liburan Peter Parker setelah peristiwa "blip" ( Decimation) yang disebabkan oleh Thanos.
Ketika dunia kembali normal seperti biasa setelah peristiwa besar di Endgame, Peter Parker kembali ke sekolah dan melakukan liburan di musim panas bersama teman sekelasnya. Misinya hanya satu ingin mengungkapkan perasaannya cewek yang selama ini di idam idamkan yaitu MJ.
Sayangnya, dimanapun peter parker pergi, monster-monster selalu mengikuti, mengganggu dan membahayakan orang-orang terdekatnya. Dibantu oleh pahlawan super Mysterio, Peter pun percaya Mysterio bisa gantikan Avengers di dunia.
Cerita yang Dikemas Menyenangkan dari Awal sampai Akhir
Film Spiderman Far From Home Kembali digarap oleh Jon Watts setelah Film Spider-Man: Homecoming (2017), temen temen semua akan disuguhkan kisah yang sangat amat menyenangkan ala kisah drama remaja dalam kemasan nuansa superhero. Bukan merupakan kisah yang berat, terlebih, jika temen temen sudah bisa nebak alur karena membaca komiknya.
Sebuah skenario yang ditulis langsung oleh Chris McKenna dan Erik Sommers, Watts dan timnya dengan sangat riang gembira mengeksplorasi apa yang terjadi lima tahun setelah tragedi jentikan jari Thanos yang menentukan dan bagaimana dunia membentuk kembali dengan cara-cara duniawi
Film blockbuster bisa dibilang bikin Watss dalam posisi sulit dan terberatnya dalam penggarapan film. Soalnya, tidak hanya menempatkan Spider-Man di tempat yang sangat amat penting MCU setelah jentikan jari yang dilakukan oleh Thanos, tapi juga soal kisah personal yang dialami oleh Peter Parker.
Tawa penonton dibioskop terus menurus terjadi hingga di seperempat film pertama. Hal yang bikin temen temen berharap film ini adalah sebuah film komedi romantis. Gagasan nyeleneh dari Peter tentang liburan di Venesia dan Paris dan aksi curi-curi pandang ke MJ jadi hal fantasi remaja cowok yang bikin kalian tertawa.
Film Spider-Man: Far from Home berikan pemandangan yang bisa dibilang baru, meski tidak bisa menyamai kesuksesan yang terinspirasi dari film terdahulunya dan masih merujuk referensi komik. Sisi emosionalnya yang disajikan juga terasa lebih natural dan lebih otentik mewakili cinlok,kelabilan, dan gairah para remaja, meski sering kalah oleh kenaifan dan kurangnya pengalaman mereka.