Lihat ke Halaman Asli

Rachmat Agung Apriyanto

Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Penerapan Permainan Teka-teki Silang untuk Meningkatkan Minat Peserta Didik pada Pembelajaran Sejarah di SMK Negeri 8 Malang

Diperbarui: 16 Juni 2024   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Pemaparan Materi (Sumber: Dok. Pribadi)

Pembelajaran sejarah yang dilakukan di dalam sekolah pada saat ini masih bersifat statis dan konvensional, bersifat statis maksudnya tidak ada perubahan yang signifikan dilakukan oleh guru sejarah dari waktu ke waktu dan seringkali hanya menggunakan metode konvensional (Asmara, 2019). Hal tersebut menjadi fokus utama bagi para guru untuk membuat sebuah gebrakan pembaharuan dan metode baru untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran sejarah yang lebih efektif dan inovatif.

Salah satu permasalahan dalam penerapan pembelajaran sejarah yang dirasakan oleh siswa maupun guru yakni kurang optimalnya pemanfaatan media pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran yang inovatif dapat merubah pandangan peserta didik yang pada mulanya mengesampingkan mata pelajaran sejarah menjadi bersemangat untuk turut serta secara aktif dalam proses pembelajaran sejarah berlangsung.

Sebagai bentuk upaya penulis untuk dapat mengubah persepsi peserta didik pada mata pelajaran sejarah, maka penulis mencoba untuk menerapkan permainan teka-teki silang kepada peserta didik kelas X ELIN B dan X METRO B di SMKN 8 Malang. 

Alasan penulis untuk menggunakan permainan teka-teki silang sebagai media pembelajaran yakni karena dengan menggunakan permainan teka-teki silang, penulis dapat mengetahui sampai mana pemahaman peserta didik mengenai materi sejarah yang telah dipaparkan. Pemahamn sejarah dapat membuat kita memiliki kemampuan untuk memahami suatu akar permasalahan, serta dinamika sosial yang terjadi di dalam masyarakat (Martha, Sa'diyah, Maulana, & Warto, 2023).

Sebelum menerapkan permainan teka-teki silang, penulis pada mulanya terlebih dahulu memaparkan materi mengenai kolonialisme dengan menggunakan media PowerPoint. Setelah memaparkan materi, penulis membagi peserta didik menjadi 7 kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 5 peserta didik. Pembagian kelompok dimaksudkan untuk mengerjakan permainan teka-teki silang yang telah disiapkan oleh penulis.

Gambar 2. Permainan Teka-Teki Silang (Dok. Pribadi)

Selama permainan teka-teki silang berlangsung, peserta didik nampak excited dalam mengisi teka-teki silang tersebut. Mereka juga aktif menjalankan diskusi dengan rekan sekelompoknya masing-masing. Kemudian, para peserta didik dapat menyelesaikan teka-teki silang tersebut dengan tepat waktu. 

Penulis juga meminta pendapat peserta didik mengenai permainan teka-teki silang dan mendapatkan respon yang positif yakni mayoritas peserta didik menyatakan bahwa permainan teka-teki silang ini menarik dan membuat mereka tidak bosan dalam menjalani pembelajaran sejarah.

Gambar 3. Penerapan Teka-Teki Silang (Dok. Pribadi)

Gambar 4. Penerapan Teka-Teki Silang (Dok. Pribadi)

Rujukan:

Asmara, Y. (2019). Pembelajaran Sejarah Menjadi Bermakna dengan Pendekatan Kontektual. Kaganga: Jurnal PendidiKan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora, 2(2), 105--120. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/kaganga.v2i2.940

Martha, Y., Sa'diyah, D., Maulana, H., & Warto, W. (2023). Konsep Dasar Sejarah: Implementasinya Dalam Pembelajaran. BERSATU: Jurnal Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika, 1(4), 164--176.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline