Beberapa dari kita mungkin pernah mendengar ungkapan “Jangan makan micin (MSG) nanti jadi bodoh. Lho!” biasanya ungkapan tersebut dilontarkan orangtua kepada anaknya, ketika melihat anaknya terlalu asyik menikmati makanan ringan berbumbu tabur micin (MSG) seperti: Chiki, Snack Lidi-lidian, Keripik Singkong Berbumbu, dan olahan-olahan pinggir jalan seperti Cimol ataupun Cilor.
Saya pun demikian, ketika kecil selalu diingatkan oleh Ibu saya untuk tidak banyak-banyak mengonsumsi makanan ringan mengandung MSG katanya ya itu tadi, “Bisa Bikin Bodoh”. terlahir dalam keluarga yang sangat mempedulikan kesehatan, di mana Ayah saya adalah seorang yang bekerja di kantor Farmasi selama puluhan tahun, pun sekarang salah satu kakak saya ada yang berprofesi sebagai seorang dokter spesialis, kesehatan dalam keluarga saya bernilai sangat penting. Ibu saya selalu mewanti-wanti untuk tidak boleh konsumsi jajanan bermicin karena ya katanya itu tadi bisa membuat bodoh. Sebenarnya, ungkapan “Micin (MSG) membuat bodoh itu fakta atau hanya sekadar mitos belaka?
Menurut info yang saya pernah baca dan saya pernah dengar, MSG (Monosodium Glutamate) atau yang lebih dikenal dengan mecin, membuat bodoh itu hanya sekadar mitos belaka. Hal ini senada dengan penuturan salah satu dosen Analis Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Ibu Lily Arsanti, dalam satu kesempatan saya pernah mendengar penjelasan dari beliau bahwa MSG (Monosodium Glutamate) atau micin yang lazimnya digunakan sebagai bahan penyedap rasa itu, jika dikonsumsi akan dimetabolisme juga di dalam tubuh.
Tapi, jika dikomsumsi secara over (berlebihan) itu memang bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Tapi gangguan kesehatannya itu tidak sampai menyebabkan kebodohan. Lalu cara mengonsumsi MSG (micin) yang aman, bagaimana caranya?
Lebih lanjut, Ibu Lily Arsanti menjelaskan mengonsumsi micin (MSG) secara aman adalah dengan per hari itu, konsumsi micin 30 miligram per kilogram berat badan. Sehingga jikalau berat badan kita 50 Kilogram, sehari itu hanya boleh konsumsi micin sebanyak 1500 miligram atau 1,5 gram.
Jadi jika dikonversikan kedalam sendok teh, maka satu hari itu baiknya mengonsumsi micin hanya 3 sendok teh saja. tapi sepertinya pun tidak mungkin seorang manusia mengonsumsi micin sebanyak 3 sendok teh setiap harinya.
Jadi hal yang membahayakan dari micin (MSG) itu sebenarnya terletak di bagian mana?
Ibu Lily Arsanti pun memberikan penjelasan bahwa, Monosodium Glutamate (MSG) yang diwaspadai itu adalah bagian Sodiumnya. Karena tingginya sodium yang masuk ke tubuh kita nantinya akan menyebabkan penyakit Hipertensi (Darah Tinggi). Sama seperti halnya konsumsi garam secara berlebih, itu juga tidak dianjurkan karena akan menyebabkan penyakit yang sama yaitu Hipertensi (Darah Tinggi).
***
Senada pula dalam beberapa artikel di media daring yang pernah saya baca bahwa, ada berbagai jenis makanan yang mengandung Glutamate secara alami, seperti tomat, jamur, keju, dan kecap. Pun dalam tubuh manusia juga terdapat glutamate alami, yakni pada ASI (Air Susu Ibu).
MSG diproduksi dari tetes tebu atau tepung tapioka, bukan limbah beracun yang berbahaya. Produksinya sendiri dijalankan melalui fermentasi mikroba. Fermentasi dengan mikroba adalah metode yang umum digunakan untuk mengolah makanan seperti tempe, keju, dan tape. Jadi tenanglah karena dari segi produksi dan bahan baku, MSG itu tidak berbahaya.