Pernahkah kalian menunda-nunda untuk mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan? padahal sebenarnya tugas tersebut mudah untuk dikerjakan. Tetapi kalian menunda untuk mengerjakan tugas tersebut hingga masa tenggat untuk mengumpulkannya sudah sangat dekat. Jika hal tersebut pernah kalian alami, kalian sedang melakukan prokrastinasi. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan prokrastinasi? Tuckman (1991) mendefinisikan prokrastinasi sebagai kecenderungan membuang waktu, menunda, dan secara sengaja menangguhkan sesuatu yang seharusnya dapat diselesaikan, termasuk kegiatan akademik seperti belajar.
Prokrastinasi di kalangan mahasiswa biasanya adalah prokrastinasi akademik. Ketika seorang mahasiswa menunda untuk mengerjakan tugas yang sudah menumpuk dan mengerjakannya di akhir waktu pengerjaan atau mendekati batas waktu pengumpulan. Prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. Pada penelitian prokrastinasi akademik dan faktor yang mempengaruhinya yang dilakukan oleh Rohmatun (2021) dalam jurnalnya terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang membuat seseorang mengalami prokrastinasi.
Faktor Internal
1. Emosi
Emosi dapat mempengaruhi kinerja seseorang, jika seseorang memiliki emosi yang positif seperti bahagia dan dapat berpikir positif maka tugas akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
2. Efikasi diri
Menurut Bandura (1997) efikasi diri pada dasarnya adalah hasil dari proses kognitif berupa keputusan, keyakinan atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Seseorang dengan kemampuan untuk berusaha yakin untuk kemampuan dirinya cenderung jarang mengalami prokrastinasi.
3. Regulasi diri
Seseorang yang meregulasi dirinya seperti dapat mengatur waktunya dengan baik dan menjaga emosinya tetap stabil dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
Faktor Eksternal
Dukungan sosial dapat berpengaruh untuk seseorang tidak melakukan prokrastinasi. Dukungan sosial ini bisa didapatkan dari orang tua, teman sebaya, dan pengajar. Dukungan sosial dapat berupa penghargaan, kenyamanan, bantuan, dan tindakan yang dilakukan oleh teman sebaya. Dengan melihat teman mengerjakan tugas dapat membuat mahasiswa tergerak untuk melakukan hal yang sama.