Di desa wedoroanom yang terletak di Kabupaten Gresik ada makam yang berusia ratusan tahun di pojok pemakaman desa. Pada tahun 2023 ada beberapa orang dari Gresik yang datang ke desa dan menjenguk makam tersebut, yang awalnya semua warga di desa tidak ada yang tau makam tersebut makam siapa. Kemudian orang - orang itu menemui beberapa warga desa, dan bercerita tentang makam tersebut dan sejarahnya desa Wedoroanom.
Meraka bilang bahwa makam tersebut adalah makam cucu Sunan Giri. Saat itu warga kebingungan karna semasa hidup mereka tidak pernah mendengar cerita ini, seakan kurang percaya dengan kebenaran cerita tersebut. Lalu mereka menjelaskan bahwa di desa Wedoroanom sebelum agama islam masuk, warga desa menganut sekte bhairawa tantra. Saat itu di desa sering mengadakan kegiatan upacara yang di sebut warga "Pancamakara" semacam pesta atau hajatan suku jawa, Yang biasanya di isi oleh para penari dan musik gamelan. Namun yang jadi masalah, di setiap tahunya selalu ada tumbal yang mengorbankan seorang wanita perawan, dan adanya sex ngawur pada saat acara.
Di desa wedoroanom ada seorang wanita penari yang cantik, namanya Denok Sari. Di setiap adanya kegiatan "Pancamakara" selalu memakan korban dan pesta sex bebas, hal tersebut sudah berjalan lama sampai Sunan Giri mendengar adanya kegiatan itu. Sunan Giri merasa resah karena ke-ngawuran kegiatan tersebut dan beliau heran tentang agama apa yang di anut sehingga kejam seperti itu. Lalu Sunan Giri datang ke desa menemui Denok Sari dan memintanya untuk tidak menari lagi, karena sudah memakan banyak korban. tetapi Denok Sari tidak mau mengikuti Permintaan Sunan Giri, kecuali Sunan Giri mau menikahinya.
Saat itu Sunan Giri sunan giri sudah memiliki 2 istri. Pada awalnya Sunan Giri berpikir tidak mau karena sudah punya 2 istri, kemudian Sunan Giri kembali ke Gresik dan bertanya pada kedua istrinya tentang Denok Sari yang minta dinikahi. Kedua istri Sunan Giri memperbolehkan Sunan Giri untuk menikahi Denok sari, supaya tidak ada korban lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H