Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Membakar Ban Bekas Bagi Kesehatan

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13340628431499617172

Mungkin tulisan ini terlihat tidak penting bagi kebanyakan orang. Mungkin juga terlihat memojokkan bagi mahasiswa yang senang aksi sambil membakar ban. Namun sudah saatnya kita mebuka mata tentang bahaya membakar ban. Ya, ban. Yang dalam bahasa inggris disebut Tires. Inilah beberapa fakta tentang bahaya membakar ban. Ditinjau dari sisi kesehatan. 1)Pembakaran Ban bisa menghasilkan polusi yang berasal dari kabut beracun yang sangat rentan dihirup oleh anak-anak. Ratusan polutan beracun yang berasal dari pembakaran ban dan berbentuk partikel-partikel kecil bisa mengendap dalam paru-paru anak-anak. 2)Air Susu Ibu (ASI) yang terkontaminasi oleh polusi organik yang berasal dari partikel yang dilepaskan oleh aktivitas pembakaran ban akan disalurkan oleh ibu menyusui kepada bayinya. 3)Anak-anak, Janin, Ibu Menyusui, Orang Lanjut Usia, Penderita Asma, semuanya lebih muda diserang oleh polusi yang dihasilkan oleh pembakaran ban. Partikel-partikel kecil yang dilepaskan oleh pembakaran ban akan memperburuk asma dan turut menyebabkan pada penyakit hati 4)Penemuan bahwa partikel halus dari pembakaran ban menyebabkan lebih banyak kematian dan opname untuk penyakit hati dan kanker. Penelitian ini dilakukan oleh American Academy of Pediatrics Committee on Environmental Health. Sudah sadarkah anda tentang bahaya pembakaran ban? Semoga setelah membaca artikel ini, terutama bagi mahasiswa yang hobi membakar ban bekas sewaktu aksi segera mencari alternatif dari sekedar membakar ban. Apalagi yang sering membakarnya di jalan. Jalan adalah tempat umum dimana banyak orang berkeliaran yang mungkin anda tidak sadari kesehatannya dipertaruhkan dengan aksi bakar ban anda. Hidup Mahasiswa! Sumber : www.lesspollution.org/learn.html Salam. Dari kita, Untuk Indonesia :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline