JAKARTA-Kawasan Timur Tegah kembali membara, setelah huru-hara di Tunisia, Mesir, Libya serta Suriah,Yaman dan negara lainnya.Presiden Israel Shimon Peres berencana bahwa negara Israel dan negara sekutunya untuk menyerang Iran. Rencana itu disampaikan Peres kepada saluran televisi swasta di negara itu.
"Kami harus bekerja sama dengan negara-negara untuk menjamin kalau mereka (Iran) memelihara komitmen mereka. Ini harus dilakukan karena ada daftar panjang opsi-opsi," kata Peres. Israel telah menyelesaikan latihan pertahanan sipil besar-besaran di daerah Tel Aviv. Latihan itu bertujuan mensimulasi satu tanggapan serangan-serangan rudal konvensional dan non-konvensional,termasuk telah melakukan uji coba rudal balistik.
Israel kemungkinan melancarkan serangan rudal dan pemakaian radioaktif dalam rudal mereka. Militer Iran mengatakan,"Para pejabat AS tahu bahwa serangan militer rejim Zionis terhadap Iran akan menimbulkan kerusakan serius untuk AS serta rejim Zionis itu." Kementerian Pertahanan Israel mengatakan,"Israel melakukan uji-tembak sebuah sistem pendorong roket dari pangkalan militer Palmachim.
Ini telah direncanakan lama oleh bagian Pengembangan (Kementerian) Pertahanan dan telah dilakukan sesuai jadwal. Para pejabat Israel dan AS telah menyatakan keprihatinan soal Iran yang tengah membangun senjata nuklir, meskipun Teheran membatah keras bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai.
"Salah satu kekuatan regional itu adalah Iran, yang terus berupaya untuk memperoleh senjata nuklir. Iran yang punya nuklir akan menjadi ancaman mengerikan di Timur Tengah dan di seluruh dunia. Dan tentu saja, merupakan ancaman, kuburan langsung bagi kita juga. Kita bekerja dan akan terus berkerja secara intens dan keras melawan mereka yang mengancam keamanan Israel dan warganya," lanjut Netanyahu.
Sekutu Amerika Serikat lainnya yaitu Inggris juga tengah merancang sejumlah rencana cadangan (contingency plans) bagi aksi militer terhadap Iran di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Kementerian Pertahanan Inggris sedang mempertimbangkan bagaimana bisa berkontribusi dalam operasi bersenjata jika AS melancarkan serangan terhadap rezim garis keras di Teheran. Perhatian Kementerian Pertahanan Inggris kembali fokus terhadap Iran menyusul berakhirnya konflik Libya.
Inggris akan cenderung menyetujui setiap permintaan AS untuk membantu aksi militer meskipun Angkatan Bersenjata Inggris mengalami pemotongan anggaran yang ketat dan perang di Afganistan dan Libya. Sebuah unit khusus di Kementerian Pertahanan telah ditugaskan untuk mempertimbangkan sejumlah opsi dalam kemungkinan serangan terhadap Iran.
Presiden AS Barack Obama dinilai tidak ingin meluncurkan serangan terhadap Iran menjelang pemilu presiden pada 2012. Namun Washington dapat ditekan Israel jika program nuklir Iran tidak dibatasi. Iran dianggap memiliki uranium yang diperkaya yang cukup untuk membuat hingga empat senjata nuklir. Padahal Presiden Iran Ahmadinejad membantah negaranya sedang mencoba untuk menghasilkan bom karena program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H