JAKARTA-Kebun Raya Bogor adalah paru-paru Kota Bogor. Halaman belakang Istana Bogor ini dipenuhi dengan koleksi tumbuhan dari berbagai tempat di dunia. Masyarakat Bogor mungkin banyak meremehkan “kebun” ini, karena hampir tiap hari mereka melewati sekelilingnya. Padahal, jika ingin melihat lebih dekat, ada banyak hal yang cukup menarik di Kebun Raya Bogor. Jembatan Merah Bogor Jalan-jalan kami hari itu, bersama rombongan para Hakim Mahkamah konstitusi membuka mata pada beberapa area yang selama ini agak asing buat kami. Misalnya, sebuah taman bernama Taman Theysman di sisi barat Kebun Raya. Contoh lain lagi, habitat kalong di dekat Taman Theysman, hutan bambu, tempat tumbuh Bunga Bangkai. Jembatan Merah Bogor Jalan-jalan juga membawa kami ke sebuah tempat bernama Taman Meksiko. Ada Meksiko di Kebun Raya Bogor ya. Taman ini sepi dan jarang dilalui orang walaupun Kebun Raya sedang ramai sekalipun. Beberapa pohon yang tumbuh di sana lebih banyak yang berjenis kaktus. Beberapa diantaranya sudah sangat tua. Sungai Cisadane Cilwung membelah Kebun Raya Bogor menjadi dua bagian. Taman Meksiko merupakan salah satu jalan penghubung antar keduanya. Untuk mencapai bagian kebun yang lain dan menyebrangi sungai terdapat sebuah jembatan tua berwarna merah. Jembatan tua berwarna merah ini merupakan tipe jembatan suspension atau jembatan gantung. Penahan utama jembatan ini adalah kabel besi fleksibel yang terlentang antara satu sisi dengan sisi yang lain. Jembatan Merah Bogor Jembatan Merah Bogor Jembatan Merah Bogor Jembatan gantung memang istimewa karena jembatan ini bisa merentang dengan jarak yang cukup jauh tanpa harus membuat pilar-pilar kuat yang menyangganya di tengah-tengah. Contoh yang paling terkenal adalah The Golden Gate of San Fransisco. DI pertigaan Jalan Kapten Muslihat, Jalan Veteran, dan Jalan Merdeka, Bogor, Jawa Barat, sebuah jembatan menjadi saksi perjuangan masa lalu. Namanya Jembatan Merah yang terletak di tengah kebun raya Bogor. Sejarah Jembatan Merah versi Bogor, pada tahun 1881 Seorang arsitek Belanda, Mr Motmann, bersama amtenar pribumi bernama Saripin membangun jembatan melintasi Sungai Cipakancilan. Setelah rampung, jembatan lengkap dengan lampu-lampu gas tersebut dilumuri cat warna merah bata, dari sinilah sebutan Jembatan Merah diambil. Tahun 1945 di masa perjuangan kemerdekaan, jembatan ini dipenuhi mayat-mayat pejuang. Tahun 1966 Pahlawan asal Surabaya, Bung Tomo, melintasi Jembatan Merah dan melambaikan tangan ke penduduk setempat. Sekarang Kawasan ini menjadi perlintasan padat sejak berdiri Plaza Jembatan Merah di sisi Jalan Veteran. Saat Peringatan Proklamasi warga setempat melakukan pengecatan Jembatan Merah, dengan warna aslinya merah bata Selain itu mengecat pita beton dengan warna hitam putih. Karena jembatan ini melintas di atas sungai Cipakancilan disebut Jembatan Merah karena sejak dibangunnya dicat dengan warna merah (merah bata). Suatu kenangan yang yang tak dapat dilupakan, ketika mayat pahlawan menetes di jembatan tersebut dan menjadi suatu peristiwa tragis yang dialami ketika jaman perjuangan dulu sehingga sesuai pula bila jembatan ini selamanya di cat dengan warna Merah Darah. Jembatan Gantung ini merupakan serupa dengan golden gate yang terletak di san Fransisco. Jembatan merah ini memang indah. Seorang teman berpendapat bahwa jembatan ini indah digunakan sebagai lokasi pemotretan pre wedding. Hmm..entahlah, indah memang, namun banyak mitos berkembang bahwa jika ke jembatan gantung bersama kekasih, hubungan perkekasihan tidak akan bertahan lama, alias putus setelah berkasih-kasihan di jembatan gantung. Seperti lagu yang pas, “jangan kau gantung cerita cintaku…” Jika digunakan sebagai lokasi pre wedding apakah pasangan tersebut akan bercerai? Di setiap tempat atau daerah pasti mempunyai kepercayaan atau mitos–mitos yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Mitos ini biasanya dikait–kaitkan dengan kejadian masa lampau. Padahal, tidak ada yang bisa memastikan kebenaran dari mitos yang berkembang dan dipercaya secara turun-menurun itu. Di era yang sudah modern ini, ternyata masih ada sekelompok masyarakat khususnya di Kota Bogor yang masih mempercayai mitos–mitos tersebut. Ada beberapa mitos atau kepercayaan yang berhubungan dengan ikon Kota Bogor ini, tak lain Kebun Raya Bogor. Di kebun ini, tak hanya menyimpang aneka ragam botani, namun memendam cerita bernuansa magis. Mitos yang berkembang di sini berhubungan dengan urusan percintaan. Menarik memang, mungkin karena banyak dari pengunjung Kebun Raya Bogor ini adalah pasangan muda– mudi. Oleh karena itu, masyarakat juga sering menyebut Kebun Raya Bogor ini dengan Kebun Jodoh. Ada beberapa tempat di Kebun Raya Bogor yang menurut warga Bogor terkait erat dengan satu mitos. Boleh percaya atau tidak. Apakah benar atau kebetulan saja, sulit untuk memastikan mana yang benar. Namanya juga mitos. Adalah Jembatan Cinta, sebuah jembatan gantung berwarna merah. Karena warnanya itu, sebagian orang menyebutnya Jembatan Merah. Di jembatan ini juga sering dipakai untuk shooting acara televisi. Mitos yang berkembang di situ adalah bila sepasang kekasih berjalan menyeberangi Jembatan Merah, maka dipercaya tidak lama kemudian hubungan percintaannya berakhir. Namun sebaliknya, bila berjalan di Jembatan Cinta bukan bersama kekasih melainkan hanya teman, jika berpacaran dipercaya akan langgeng dan bahkan bisa sampai ke jenjang pernikahan. Tempat kedua yang masih berhubungan dengan mitos percintaan ialah Pohon Jodoh. Tempatnya pun tidak jauh dari Jembatan Merah. Pohon Jodoh sebenarnya hanya dua pohon besar yang kebetulan berdampingan. Di bawah kedua pohon tersebut terdapat bangku taman. Pohon yang berada di sebelah kiri adalah Meranti yang mempunyai kulit kasar dan berwarna gelap. Sedangkan pohon yang satu lagi adalah beringin dengan kulit licin berwarna coklat. Melihat perbedaan warna kulit ini katanya menggambarkan sepasang pengantin, sehingga banyak orang yang menyebutnya sebagai Pohon Jodoh. Konon, bila kita duduk di bawah Pohon Jodoh itu bersama pasangan, maka hubungan kasih akan langgeng. Menurut beberapa orang, mitos tersebut berasal dari pengunjung itu sendiri yang sengaja membuat cerita seperti sedemikian rupa. Memang ada beberapa orang yang memercayai mitos tersebut. Misalnya, dari pengalamannya saat berjalan–jalan dengan kekasihnya dan tidak berapa lama kemudian mereka putus pacaran. Ada juga yang mendapatkan jodoh di Kebun Raya dan terus berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Itu semua kembali kepada pribadi masing–masing. Mitos percintaan di Kebun Raya Bogor ini sudah tersebar di wilayah Kota Bogor, bahkan hingga keluar kota. Mitos di Kebun Raya Bogor ini tidak diketahui pasti kapan adanya. Kemungkinan dari omongan pengunjung itu sendiri yang cerita dari mulut ke mulut sehingga nyebar kemana. Pengunjung secara tidak langsung membuat mitos tersebut dari pengalamannya, ketika berada di Kebun Raya Bogor. Awalnya mungkin semacam cerita untuk sekadar kenang-kenangan. Tapi lama-lama banyak orang percaya atau setengah percaya, karena kebetulan mengalami hal yang sama. JEMBATAN Golden Gate adalah sebuah jembatan gantung di sepanjang Golden Gate, yaitu sebuah bukaan dari Samudra Pasifik ke Teluk San Francisco. Jembatan ini menghubungkan Kota San Francisco dan Distrik Marin. Panjang jembatan keseluruhan 2.727 meter ada juga yang mengatakannya panjangnya 2.737 meter ketinggiannya 230 meter di atas permukaan air. Jembatan Golden Gate adalah hasil karya Joseph Strauss. Strauss adalah teknisi yang bertanggung jawab atas lebih dari 400 gambar jembatan. Strauss menghabiskan lebih dari satu dekade untuk mengumpulkan dukungan di utara Califomia. Orang penting lainnya dari proyek ini termasuk arsitek Irving Morrow yang bertanggung jawab atas Art Deco dan pilihan warna. Sementara itu teknisi Charles Alton Ellis dan perancang jembatan Leon Moisserff bekerja sama dalam matematika kompleks. Jembatan ini mulai dibuka untuk umum pada 26 Mei 1937. Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Suasana dari Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate Jembatan Golden Gate
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H