TELISIK SEJARAH DESA ROWOTENGAH
Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut dengan istilah KKN merupakan program dari Universitas Jember untuk memberikan pelajaran lapang nyata kepada mahasiswa semester 6 untuk bisa menyampaikan dan menggunakan ilmunya di kehidupan dan lingkungan yang sebenarnya. Pada KKN yang diselenggarakan oleh Universitas Jember kali ini kegiatannya dilaksanakan secara daring atau biasa disebut online dan mandiri tidak berkelompok seperti KKN yang terdahulu.
KKN kali ini dilaksanakan seperti ini dikarenakan program ini berada di tengah pandemi COVID 19. KKN kali ini bertajuk KKN BTV III atau yang disebut KKN Baack to village 3 yang dilaksanakan didesanya masing-masing. Pelaksanaanya dibuat sedemikian rupa agar kegiatan dapat terlaksana tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah agar mengurangi penyebaran pandemi ini.
Program literasi desa pada masa pandemi covid 19 ini adalah tema ataupun topik yang saya usung dalam KKN kali ini. Program inti yang akan saya bawa ialah merawat dan meruwat sejarah dan budaya desa Rowotengah dengan bentuk output sebuah manuskrip. Output yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan baik oleh desa maupun masyarakat. Pemilihan program ini berdasarkan sebuah analisis dan survey serta kroscek kebenaran mengenai sebuah informasi tentang desa baik secara administratif, sejarah maupun budaya yang belum terhimpun dengan baik.
Analisis yang pertama ialah melihat secara administratif dan geografis dari desa Rowotengah tersebut. Ini sebagai langkah awal mencari informasi yang terstruktur. Jika dilihat secara administratif desa Rowotengah ini berdiri pada tahun 1932. Desa Rowotengah berada pada daerah teritorial kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember. Desa Rowotengah berlamat kantor desanya di Jl. Sultan Agung No 81 Dusun Krajan timur bersebelahan dengan MA Ma’arif NU dan berdekatan dengan jalan kabupaten yang secara tidak langsung memberikan kemudahan akses menuju kantor desa dan dirasa strategis karena kemudahan segala akses dan dekat dengan pusat keramaian masyarakat yaitu pasar Rowotengah.
Secara geografis Desa Rowotengah memiliki batasan dengan desa lain. Disebelah utara berbatasan dengan Desa Pringgowirawan, sebelah selatan dengan Desa Sumberagung, sebelah Timur dengan Desa Pondok Joyo Kecamatan Semboro dan sebelah Barat dengan Desa Yosorati. Desa Rowotengah menaungi 3 Dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Gondosari dan Dusun Sadengan. Secara keseluruhan Desa Rowotengah memiliki Rukun warga sebanyak 17 dan Rukun Tetangga sebanyak 50. Desa ini memiliki luas teritorial sebesar 1021 Ha dan sebesar 699 Ha atau lebih dari setengahnya adalah lahan pertanian. Ini membuktikan bahwa Desa Rowotengah memiliki potensi hasil pertanian yang berlimpah dan bagus.
Sebuah desa pastinya memiliki sejarah dan budayanya sendiri tak terkecuali desa Rowotengah. Desa ini juga memiliki sejarah panjang yang bahkan banyak warga masyarakat asli desa masih belum mengetahuinya. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang didapat dari para sesepuh atau tokoh masyarakat desa tersebut. Terlebih lagi masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya menjaga sejarah dan budaya desa. Ditambah lagi belum adanya suatu dokumentasi mengenai sejarah dan budaya desa.
Hal itulah yang mendorong saya untuk membuat program merawat dan meruwat sejarah dan budaya desa Rowotengah. Selain memberikan informasi, program ini juga bertujuan untuk menganalisis informasi terkait potensi desa yang dapat dikembangkan lebih baik.
Desa Rowotengah merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah teritorial kecamatan Sumber baru kabupaten Jember. Desa ini memiliki keunikan tersendiri, dilihat dari namanya yaitu Rowotengah yang berarti dalam bahasa indonesianya adalah tengah rawa-rawa.
Dulu desa ini menurut sumber yang saya wawancarai adalah tempat yang jarang dijamah oleh manusia, atau bisa dikatakan tempat non produktif dan bukan tempat pemukiman dikarenakan tempat ini dulunya merupakan rawa-rawa yang sangat luas dan hanya sedikit daratannya. Tempat ini dulunya hanya sebagai tempat singgah para perantau yang ingin mengubah nasib di daerah Jember.
Desa Rowotengah dahulu hanya dianggap daerah mati karena pemukiman penduduk disana hanya sedikit dan akses menuju desa sangatlah sulit karena kebanyakan daratan masih tertutup oleh perairan dan tanah becek. Pada tahun 1930 an belanda mulai datang dan melirik daerah ini.
Daerah ini mulai di manfaatkan oleh belanda dengan caranya mereka. Belanda pada awal datang berencana membuat daerah perairan surut drastis. Hal ini sebagai upaya untuk dapat memanfaatkan tanah yang ada didaerah tersebut. Belanda membuat saluran air yang diarahkan ke sungai andil, disamping itu belanda juga melakukan penyedotan besar-besaran agar mempercepat penyurutan air. Penamaan sungai andil juga didasarkan pada andil besar atau keikutsertaan sungai ini untuk menyurutkan daerah rowotengah.
Rowotengah mulai dapat berkembang ketika belanda sudah hampir selesai melaksanakan proyeknya. Daratan mulai dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Para perantau juga banyak yang datang dan membuat pemukiman baru disana. Masyarakat sudah dapat memanfaatkan daratan tersebut.
Seiring berjalannya waktu daerah tersebut sudah sadar akan membentuk struktural desanya. Noeryoredjo merupakan tetua didaerah tersebut dan menjadi lidah penyambung antara masyarakat dengan belanda pada zaman itu. Kemudian secara administratif desa Rowotengah resmi pada tahun 1932, dan begitulah sejarah penamaan Rowotengah yang diambil dari nama daratan yang berada di tengah-tengah rawa. Noeryoredjo juga menjadi cikal bakal berdirinya desa Rowotengah.
Secara teritorial desa Rowotengah pada dahulu sangatlah luas dikarenakan sejarahnya yaitu rawa yang sangat luas kemudian dijadikan daratan. Karena terlalu luas, pada tahun 1960 an desa Rowotengah dipecah menjadi 3 bagian yaitu desa Rowotengah itu sendiri, kemudian desa Sumber Agung dan desa Karang Bayat. Pembagian ini bukan semata hanya untuk membagi daerah yang terlalu luas, tetapi pembagian daerah ini bertujuan untuk memaksimalkan pemerintahan agar dapat berjalan efisien dan efektif.
Pada pertama kali berdirinya pusat pemerintahan desa Rowotengah atau biasa disebut balai desa berada di samping tugu pancasila dikarenakan pada zaman dahulu pendanaan desa masih kecil karena desa masih awal berdiri dan tahap berkembang. Kemudian berkat swadaya masyarakat, pada tahun 1980 terbangunnya balai desa yang lumayan megah berlokasi di Jl. Sultan Agung No 81 Dusun Krajan yang sampai saat ini berdiri kokoh dan menjadi pusat pemerintahan permanen dari desa Rowotengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H