Lihat ke Halaman Asli

Rachel Novitasari

Communication Student

Bersama Marine Buddies, Wujudkan Indonesia Peduli Laut

Diperbarui: 10 Maret 2021   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kkp.go.id

Siapa nih yang belum tahu jika Indonesia dijuluki negara maritim?

Yup, selain dijuluki negara kepulauan, Indonesia dijuluki sebagai negara maritim. Julukan negara maritim sendiri berasal dari luasnya wilayah kelautan di Indonesia. Berdasarkan Yasmin (2020), wilayah kelautan di Indonesia mencapai 6,2 km2. Artinya perbandingan wilayah kelautan Indonesia dua pertiga lebih luas dibandingkan daratannya.

Disamping itu, lautan Indonesia memiliki sekitar 950 spesies terumbu karang, 8500 spesies ikan, serta 555 spesies rumput laut. Sehingga, Indonesia mendapatkan prestasi selaku Marine Mega Biodiversity dengan wilayah terbesar di dunia. Bahkan Indonesia juga diketahui sebagai negara produsen hiu dan pari nomor satu di dunia.

Melalui hal tersebut, Indonesia memaksimalkan kekayaan lautnya melalui berbagai sektor seperti perdagangan, pelayaran, maupun industri. Sektor industri yang memanfaatkan kelautan Indonesia, salah satunya yaitu pariwisata. Tidak tanggung-tanggung, pariwisata dinobatkan sebagai penyumbang devisa negara kedua terbesar.

Nah, dengan fakta-fakta yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa kelautan Indonesia merupakan bagian yang sangat vital atau krusial terutama bagi perekonomian bangsa.

Namun, sangat disayangkan masih terdapat berbagai penyimpangan yang merugikan kelautan Indonesia. Penyimpangan yang dimaksud antara lain, perdagangan hiu secara illegal dan pengabaian nilai-nilai konservasi pada praktik pariwisata.

Lima kota besar Indonesia didapati sebagai sentra perdagangan hiu. Kota-kota tersebut, yaitu Denpasar, Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Perdagangan yang dikhawatirkan yaitu perdagangan hiu secara ilegal, mengingat pemerintah Indonesia memiliki berbagai bentuk kebijakan perlindungan spesies hiu tertentu.

Tidak hanya itu, praktik pariwisata melalui daerah-daerah konservasi terkadang masih mengabaikan nilai-nilai konservasi. Contohnya seperti mengizinkan wisatawan untuk mengangkat binatang yang dilindungi saat berfoto, membiarkan wisatawan berenang dengan menginjak terumbu karang, kurangnya pengawasan terhadap pembuangan sampah yang dilakukan wisatawan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut tentu akan berdampak buruk bagi ekosistem laut. 

Menyadari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, komunitas Marine Buddies tergerak untuk meminimalisir kerusakan ekosistem laut.

Siapa Sebenarnya Komunitas Marine Buddies? 

Jika pertanyaan tersebut dilontarkan kepada saya, mungkin awalnya saya akan menjawab jika komunitas Marine Buddies (MarBud) merupakan komunitas kecil yang berfokus kepada pembahasan ekosistem laut yang dipenuhi sampah. Persepsi tersebut timbul sebab konten yang dibagikan dalam akun Instagram official Marbud yaitu @marinebuddies, dominan menyajikan informasi seputar sampah yang membahayakan laut.

WWF

Tetapi setelah saya terlibat lebih dalam dengan MarBud, nyatanya mereka adalah komunitas besar yang dibawahi oleh WWF Indonesia. WWF sendiri merupakan lembaga konservasi paling berpengalaman dan terbesar di dunia dengan persebaran lebih dari 100 negara di dunia. WWF memiliki kepanjangan “World Wide Fund for Nature”, selaras dengan komitmen mereka untuk bekerja dalam menghadapi isu-isu lingkungan secara luas.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline