Lihat ke Halaman Asli

Kesehatan Mental di Tengah Pandemi

Diperbarui: 17 November 2020   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seperti yang kita ketahui, saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang juga belum mereda sejak pertengahan tahun 2020 ini dan pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada mereka yang terinfeksi saja, tetapi pada semua masyarakat dunia. Baik dari sisi ekonomi, kehidupan sosial, kesehatan raga, dan interaksi dengan masyarakat luas. 

Indonesia sebagai salah satu negara yang juga menghadapi pandemi ini, menerapkan Pembatasan Sosial Skala Besar atau PSBB yang membuat masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas dengan normal seperti biasanya. 

Masyarakat diharuskan melakukan aktivitas di rumah, sekolah dari rumah sampai kerja dari rumah dan ketika keluar rumah pun ada beberapa protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi Covid-19 ini bukan hanya mengancam kesehatan masyarakat secara fisik saja, namun juga secara mental. 

Kesehatan mental  menjadi salah satu dampak yang mengancam masyarakat selama pandemi Covid-19 berlangsung. Gangguan kesehatan mental yang dialami kebanyakan orang selama pandemi ini yaitu gangguan kecemasan, ketakutan yang berlebihan, stres bahkan hingga depresi. 

Hal ini dikarenakan beberapa orang yang harus kehilangan pekerjaannya, tidak bisa memenuhi keperluan sehari-harinya karena pendapatan yang berkurang, kesehatan yang terancam, dan situasi yang mengharuskan masyarakat membatasi kegiatannya dan berada di rumah membuat banyak orang menjadi khawatir dengan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Peningkatan jumlah orang dengan masalah kesehatan mental setelah adanya Covid-19 ini mungkin memang tidak terlalu didata dengan jelas di Indonesia. Tapi, di beberapa negara sudah mengukur dampak Covid-19 terhadap kesehatan mental rakyatnya. Seperti Negara India melaporkan bahwa setidaknya permasalahan kesehatan mental meningkat 20% setelah adanya Covid-19 ini. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indian Psychiatry Society menunjukkan bahwa setidaknya satu dari lima orang India mengalami masalah kesehatan mental setelah adanya Covid-19.

Bagi beberapa orang yang biasanya banyak melakukan aktivitas di luar rumah ataupun bertemu dengan banyak orang, tentu situasi ini sangat merugikan. Banyak orang yang sulit untuk beradaptasi disituasi seperti ini  merasa jenuh dan bosan dan akhirnya kegiatan sehari-hari pun tidak berjalan secara maksimal. 

Beberapa kelompok yang rentan mengalami hal seperti ini di antaranya anak-anak atau remaja dan tenaga medis. Untuk anak-anak atau remaja mungkin diawal-awal mereka menikmati kondisi ini karena tidak perlu ke sekolah atau kampus, bisa “libur” sejenak di rumah. Tetapi semakin lama di rumah, mereka pasti merasa bosan karena yang biasanya mereka bisa bertemu teman, keluar rumah tanpa rasa khawatir, bisa belajar dengan lebih nyaman, kini mereka harus melakukan semua aktivitas di rumah. 

Hasil penilaian cepat oleh wahana visi Indonesia menyebutkan bahwa, 47 % Anak merasa bosan tinggal di rumah, 34 % anak merasa takut terkena penyakit termasuk virus COVID. 35 % anak merasa khawatir ketinggalan pelajaran 20 % anak merindukan teman-teman, 15%   anak merasa tidak aman, 10 % anak merasa khawatir tentang penghasilan orang tua dan kekurangan makan.

Bagi para tenaga medis selain menguras tenaga fisik mereka, mental mereka juga bisa terganggu karena kondisi ini. Rasa takut akan kesehatan mereka sudah pasti mereka rasakan, mereka setiap hari harus terjun langsung mengurus, merawat dan bertemu dengan para pasien Covid-19 dan itu berisiko besar bagi mereka tertular Covid-19 ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline