Zaman sekarang semuanya serba mahal, bahkan kabarnya Indonesia akan mengalami resesi ekonomi di tahun 2023 ini. Merujuk hal menakutkan tersebut, tidak dapat dipungkiri apabila masyarakat Indonesia berbondong-bondong untuk mencari penghasilan lebih banyak. Salah satu cara yang diminati adalah memiliki pekerjaan sampingan (freelance) sesuai dengan keterampilan yang menghasilkan. Freelance saat ini umumnya bersifat digital dan hanya dengan modal laptop/gadget serta koneksi internet, maka para pekerja dapat berkatifitas dimanapun dan kapanpun tanpa terikat waktu. Beragam pekerjaan freelance ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan bonafit, seperti web designer, content writer, content creator, penerjemah, dan digital marketing dengan profit yang terbilang besar. Namun masih saja ada pihak tak bertanggungjawab yang memanfaatkan moment ini sebagai ajang penipuan online.
Teman saya (RM) adalah salah satu korban yang belum lama ini tertipu kerja sampingan dan mengatasnamakan PT Idealights Creative Indonesia. Tugas yang ditawarkan adalah sebagai agent marketing yang jobdesc-nya hanya menaikkan rating produk merchant-merchant tertentu melalui platform online, mereka menyebutnya "product boosting". Pada hari yang ia pikir akan ketiban rejeki nomplok, teman saya ini mendapatkan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp dari nomor 0895-1226-9140 dengan nama Taufik Ramadhan yang mengaku dari PT Idealights Creative Indonesia. Taufik secara gamblang menjelaskan mekanisme pekerjaannya serta memberikan iming-iming keuntungan mulai dari 0,8% dari setiap barang yang sudah dinaikkan peringkat penjualannya. Komunikasi hanya lewat aplikasi WhatsApp dan tidak memakai media lainnya, Taufik menghubungi RM satu kali melalui panggilan suara untuk menjelaskan lebih rinci tentang pekerjaan ini.
Pada awalnya RM tidak percaya dengan pekerjaan ini karena terlalu mudah untuk mendapatkan uang. Namun, Taufik meyakinkan RM dengan memberikan kesempatan untuk mencoba menyelesaikan tugas melalui akun Idealights milik Taufik. Ada 40 misi pekerjaan yang harus diselesaikan agar mendapatkan komisi harian, namun di tengah perjalanan, pemilik akun harus mendepositkan sejumlah uang seharga barang agar keuntungan dapat ditarik beserta uang depositnya. Uang tersebut ditransfer nomor rekening yang didapatkan dari CS Idealights dan tentunya komunikasi dengan CS melalui pesan singkat Whatsapp. Setelah selesai 40 misi, uang tersebut dapat ditarik (withdraw) kembali ke rekening pekerja. Hal tersebut terjadi dan membuat RM semakin percaya bahwa freelance ini cukup menjanjikan. Nah, di tahap ini psikologis korban dipermainkan dengan meyakinkan korban bahwa uang deposit akan kembali beserta profitnya.
Setelah yakin, Taufik meminta RM untuk mendaftarkan diri melalui laman web https://www.id-idealights.com/#/pages/register/register dan memasukkan kode referal yang sudah disiapkan Taufik. RM mulai bekerja dengan 40 misi pertama yang berisi berbagai produk dengan brand terkenal yang dijual online dan dipatok mulai dari harga $100. Ternyata dalam 1 set tugas, RM diminta untuk mendepositkan sejumlah uang untuk keberhasilan penarikan uang. Setelah 2 hari mengerjakan, total uang RM yang didepositkan sebanyak Rp 103 juta dan naasnya uang itu dibekukan karena RM tidak memiliki modal lagi untuk melanjutkan misi. Pihak yang mengaku Idealights ini menginformasikan bahwasanya RM harus mentransfer dua kali lipat dari uang sebelumnya agar pencairan semua modal besetra keuntungannya dapat dilakukan. Saat RM menceritakan kejadian ini, saya sangat terkejut dan langsung meyakinkan teman baik saya ini bahwa ia terkena scammer!
Scammer adalah sebuah jenis penipuan dengan membangun kepercayaan terlebih dahulu terhadap korban dan setelahnya si korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang dengan nominal yang tidak sedikit. Seperti yang RM alami, mereka awalnya mengembalikan deposit plus keuntungan dan cara ini dilakukan agar si korban yakin bahwa pekerjaan ini nyata. Teman saya yang hanyalah seorang mahasiswa ini sangat terpukul. Pada akhirnya, ia hanya dapat melaporkan kejadian mengenaskan ini kepada pihak yang berwajib di area domisilinya. Saat ini pelaporan kasus penipuan ini telah diproses dan sangat berharap sindikat penipu ini segera ditemukan jejaknya, jangan sampai ada korban-korban lainnya yang alih-alih ingin mendapatkan penghasilan tambahan malah tertipu habis-habisan.
Kasus penipuan berkedok pekerjaan online ini memang sedang marak di Indonesia dengan mengatasnamakan berbagai perusahaan besar, terutama yang bergerak di bidang digital marketing. Siapa yang tidak tergiur dengan sistem remote working freelance dan dibayar melebihi ekspektasi kita? Namun, ternyata mendulang rupiah tidak semudah yang kita bayangkan, apalagi tidak bertatap muka dan hanya kerja dari laptop/gadget. So, teman-teman harus waspada di era yang serba digital ini karena para penjahat di luar sana akan lebih mudah menipu di dunia maya. Jika ada tawaran pekerjaan yang tidak jelas melalui aplikasi chat lebih baik ditelaah dulu dan langsung konfirmasi kepada perusahaan yang bersangkutan. Semoga cerita ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H