Lihat ke Halaman Asli

Strategi Public Relation Dalam Membangun Dan Mempertahankan Citra Perusahaan Yang Positif

Diperbarui: 8 Desember 2024   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam dunia bisnis yang kompetitif dan penuh tantangan, menjaga citra perusahaan adalah hal penting yang harus dijaga dan dikelola dengan baik. Melalui citra Perusahaan yang baik dan positif, maka keuntungan perusahaan diharapkan meningkat secara bertahap baik di perusahaan swasta maupun lembaga instansi pemerintahan (Sari, 2020). Public Relation (PR) berperan penting dalam memastikan citra perusahaan tetap positif melalui berbagai strategi komunikasi yang terencana dan terarah. Dalam Ilmu Komunikasi citra perusahaan itu dapat diciptakan sejak perusahaan itu berdiri maupun selama perusahaan itu berjalan, ketika citra perusahaan sudah berhasil diciptakan maka langkah berikutnya ialah untuk mempertahankannya (Rachmawati et al., 2024). Citra adalah gambaran nyata dari sebuah realitas. Oleh karena itu, jika komunikasi yang disampaikan kepada publik tidak mencerminkan keadaan sebenarnya, maka realitas yang sesungguhnya akan terlihat dengan sendirinya. Promosi dalam bentuk apa pun yang tidak didasarkan pada fakta hanya akan menimbulkan harapan palsu karena tidak selaras dengan kenyataan (Filayly & Ruliana, 2022). Agar dapat menjadi keunggulan dalam bisnis, citra harus memiliki kualitas yang baik, seperti positif, konsisten, jelas, kredibel, serta mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan Perusahaan (Rahmadani & Andrini, 2021).

Untuk membangun citra Perusahaan dengan baik, seorang PR perlu memahami Perusahaan secara mendalam melalui observasi yang meliputi, kekuatan, kelemahan, visi dan misi, struktur organisasi, lingkungan kerja, target pasar, peluang, ancaman dan aspek lainnya yang terdapat dalam industri. Peran PR dalam suatu perusahaan adalah sebagai penghubung komunikasi antara perusahaan dan masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan tenaga, skill yang tinggi, dan sikap yang baik. Namun, tugas PR tidak hanya sebatas itu, PR juga harus membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan publik, baik internal maupun eksternal, serta membangun dan mempertahankan citra positif Perusahaan (Putri & Wijaya, 2024). Seperti yang dijelaskan oleh Herlina (dalam Latifa & Setiawan, 2019) peranan public relations hanyalah sebagai penyedia event organizer  saja, namun untuk saat ini seorang PR harus dapat membaca peluang pasar serta memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh khalayak. Dalam proses membangun citra Perusahaan yang baik tentu saja membutuhkan rencana dan strategi yang kuat, beberapa strategi yang dapat dilakukan diantaranya adalah Strategy Of Publicity, Strategy Of Persuation, Strategy Of Argumentation (Sartika & Rachmat, 2023). Strategi lain yang dapat digunakan untuk membangun citra Perusahaan yang positif adalah dengan tanggung jawab sosial atau program CSR (Corporated Social  Responsibility). Dengan melakukan berbagai kegiatan di berbagai bidang seperti dalam bidang Pendidikan (sponsor guru dan pemberian beasiswa), Kesehatan (donor darah & vaksinasi), infrastruktur (perbaikan jalan) dan berbagai kegiatan lainnya (Effendi et al., 2024). Adapun berbagai strategi yang dikemukakan oleh Kotler (dalam Claretta et al., 2022) yaitu strategi PENCILS yang terdiri dari publications, event, news, community involvement, inform or image, lobbying and negotiations, dan social responsibility.

Selain membangun citra Perusahaan yang baik, seorang PR juga harus memiliki strategi untuk mempertahankan citra Perusahaan dalam menghadapi kritik khalayak publik ataupun isu negatif yang terdapat di media massa, karena setiap Perusahaan, organisasi, dan invdividu harus siap menerima umpan balik, menjawab pertanyaan, dan mengatasi kritik dari publik (Toha et al., 2023). Strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi kritik atau isu negatif yang muncul dibagi menjadi dua kategori, yaitu media action dan non media action. Media action adalah suatu tindakan klarifikasi yang dikeluarkan secara resmi di media massa agar pemberitaan negatif tertekan oleh pemberitaan positif, sedangkan non media action adalah strategi yang dilakukan tidak di ranah media seperti melakukan pendekatan sosial dan pertemuan antar kedua belah pihak yang saling memiliki pendapat (Musyaffa & Ahmadi, 2023). Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan strategi corrective action yaitu dengan memberikan janji untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi agar tidak terulang di masa depan. Dengan janji yang meyakinkan, diharapkan citra Perusahaan yang positif dapat dipertahankan (Suryani & Adawiyah, 2023).

Setiap Perusahaan baik skala kecil, menengah, maupun besar, memerlukan komunikasi aktif untuk mendorong partisipasi publik dalam mendukung pengembangan operasionalnya (Supada, 2020). Beban yang dimiliki seorang PR Ketika melakukan kesalahan dapat berdampak buruk pada citra perusahaan. Pernyataan yang disampaikan oleh PR sering dianggap mencerminkan sikap perusahaan terhadap suatu situasi. Oleh karena itu, seorang PR harus selalu berhati-hati dan memastikan setiap langkahnya tepat (Masykuri, 2011). Dalam kaitannya dengan public relation, dapat disimpulkan bahwa salah satu fungsi utama kehumasan dalam sebuah perusahaan adalah mendukung pembentukan dan pengelolaan identitas serta citra tersebut (Zebua et al., 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline