Lihat ke Halaman Asli

Rachel Qurrotu Aini A.

Rachel Qurrotu 'Aini Alexandria 23107030053

Studi Kasus: 50% Pasangan yang Berpisah Memutuskan untuk Kembali Bersama

Diperbarui: 16 Juni 2024   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Freepik via mediaindonesia.com

Dari zaman dulu hingga sekarang, putus cinta sering kali dianggap sebagai akhir dari sebuah hubungan, menandai selesainya kisah cinta antara dua orang. Namun, dalam instagram @indozone.id ditemukan sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini dengan diterbitkan dalam jurnal "Social Psychological and Personality Science" menawarkan perspektif yang menarik dan mengejutkan yaitu sekitar 50% pasangan yang telah berpisah memutuskan untuk kembali bersama. 

Fenomena tersebut menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang cukup urgensi tentang alasan di balik keputusan tersebut dan apa yang bisa dipelajari dari dinamika ini.

Penelitian ini menemukan bahwa alasan pasangan kembali bersama sangat beragam. Berikut adalah beberapa alasan utama yang diidentifikasi:

1. Optimisme bahwa Keadaan Akan Berbeda

   Banyak pasangan yang kembali bersama memiliki keyakinan bahwa keadaan akan berubah dan hubungan mereka bisa menjadi lebih baik. Mereka mungkin merasa bahwa masalah yang menyebabkan perpisahan sebelumnya bisa diselesaikan, atau mereka telah belajar dari kesalahan masa lalu dan siap untuk mencoba lagi dengan cara yang lebih baik.

2. Ketergantungan Emosional

   Ketergantungan emosional adalah faktor kuat yang membuat pasangan kembali bersama. Setelah berpisah, beberapa orang menyadari bahwa mereka masih memiliki perasaan yang kuat terhadap mantan pasangan mereka. Rasa kehilangan dan kesepian bisa menjadi pendorong kuat untuk mencoba memulai kembali hubungan.

3. Rasa Tanggung Jawab terhadap Keluarga

   Bagi pasangan yang sudah memiliki anak atau tanggung jawab keluarga lainnya, keputusan untuk kembali bersama sering kali didorong oleh rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap keluarga. Mereka mungkin merasa bahwa memberikan kesempatan kedua pada hubungan mereka adalah yang terbaik untuk kesejahteraan anak-anak atau kestabilan keluarga.

Pixabay via jogja.tribunnews.com

4. Ketakutan akan Ketidakpastian

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline