Matahari bulan Oktober datang dan merenggut malam yang gelap, menggambarkan bahwa akan ada kebahagiaan setelah kesulitan. Bulan Oktober mendatangi tanpa berkata, begitu juga dengan kesuksesan. Dia akan datang bagi siapa saja yang mengharapkannya yang dibuktikan dari kesungguhan dalam berupaya.
Bulan Oktober, ya benar. Bulan ini yang dinantikan oleh Ashfa dimana pada bulan ini dia akan merayakan sweet seventenn nya dengan keluarganya dan berharap teman serta pacarnya ikut merakayan bersama.
Ashfa bangun agak kesiangan karena semalam ia mengerjakan tugas sekolah yang tak kunjung selesai. "Enak banget rasanya tidur gak ada yang gangguin" ucap Ashfa sambil menggeliat diatas ranjang empuknya. Kemudian ia turun untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan, namun dibawah nampak terdengar keributan yang sudah biasa Ashfa dengarkan. Ashfa memang terlahir dari keluarga yang kaya raya tapi Ashfa tidak kaya raya akan kasih sayang orang tua"KATAKAN SEKARANG, SEMALAM KAMU PERGI KEMANA MASS!" mama ashfa membentak suaminya yang semalam tak pulang kerumah. " Aku lembur di kantor kerjaan di sana menumpuk, aku gak bisa ninggalin itu." Ashfa mengabaikan mereka, bagi dia hal itu sudah biasa tapi saat sweet seventen nya tiba Ashfa berharap orang tua mereka bisa diajak bekerja sama. Ashfa menghampiri mereka. " Ma, pa Ashfa berharap mama sama papa mau ngerayain ulang tahun aku yang ke 17 bareng -- bareng, "ucap Ashfa dingin."Iya fa nanti kamu sama mama atur bagaimana nya, urusan biaya biar papa yang urus." Jawab papa Ashfa sembari bersiap siap hendak berangkat ke kantor. "Iya paa" Ashfa menjawab.
Keesokan harinya Ashfa dan mamanya pergi ke toko katering untuk memesan makanan pada saat acara nanti. Dalam perjalanan mama Ashfa tiba - tiba marah karena Ashfa yang meminta dirayakan ulang tahun nya."Kamu apaan sihh, minta dirayain segala kan jadi repot kalo gini ngurus ini itu" ucap mama asfha yang sedang menyetir, mendengar itu suasana hati Ashfa langsung tak keruan rasa rasanya ia ingin pulang dana menumpahkan air mata sejadi jadinya" yasudah ma, pulang aja bagi mama kan gak penting sama sekali." Asfa berbicara sambil terbata bata." Oke, kalo gitu kamu urus sendiri jangan libatkan mama dalam acaramu" sinis mama Ashfa.
Sampai dirumah Ashfa menangis sejadi jadinya bahkan tak mau keluar kamar dalam beberapa hari, melihat itu papa ashfa marah pada istrinya yang bersikap seperti itu pada anaknya sendiri." Apa apaan kamu, sampai segitunya ke anak sendiri, dia kan cuman ingin dirayakan bersama keluarga dan temannya" papa Asfha berbicara sambil menahan emosi. "Kamu itu jangan sering sering manjain dia, nanti jadi kebiasaan kan" timpal mama Ashfa. "SIAPA YANG MAU DIMANJA , ASHFA CUMAN INGIN DIRAYAKAN KALI INI SAJA" Ashfa tiba tiba turun karena lapar jadi tidak mood dan naik keatas lagi." Lihat ulahmu Ashfa jadi marah lagi." Papa Ashfa lalu meninggalkan istrinya sendirian di kamar.
"Gimana nihh, mama aku ko kaya gitu yaa hiks... hiks..." Asfha menelfon kekasihnya yaitu Fuad, "sudah gak papa nanti diurus semuanya bareng akuu." Fuad menenangkan asfha agar tiak larut dalam kesedihannya. "janji yaaa...." Ucap ashfa "iya janji, tapi hapus dulu air matanya masak cewe kuat nangis" sahut Fuad di seberang sana. " iya iya bawell" Asfha menyeka air matanya dengan tisu disampingnya"besok sebar undangan yaa" ucap Fuad dengan ceria " okeee"
Keesokannya Ashfa dan Fuad menyebarkan undangan ke teman teman sekolah nya. " jangan lupa hadir ya guys" Fuad minta tolong untuk teman teman nya untuk menyempatkan hadir di acara ulang tahun Ashfa. "Udahh?" tanya Ashfa "udah dong, yuk ke rumahmu habis itu ngedekor buat besok". Mereka berdua menuju rumah Ashfa dan mendekor ruang tamu yang akan digunakan pada esok hari. Serta menyiapkan semuanya."Eumm...Makasi yaa udah mau bantuin aku hehehe" Ashfa berbicara sambil menahan tangis harunya.
"Alay" ledek Fuad " ihhh kamu tuh" Ashfa cemberut mendengarnya
Hari yang dinanti nantikan Ashfa pun tiba dimana pada hari ini dia menginjak usianya yang ke 17 tahun. Ashfa bersiap siap, sebentar lagi teman teman dia akan datang. Acara pun dimulai dengan hikmat, dan Ashfa terlihat sangat bahagia. Disisi lain ia merasa kecewa karna kedua orang tua nya itu masih saja sibuk dengan dunianya sendiri, "ah sudahlah terserah mereka mau bagaimana, yang penting uang jajan ku lancar hehehe" batin Ashfa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H