Lihat ke Halaman Asli

FJ Kunthing antara Konstruksi Konflik dan Infinity in Flux: Art Jog 2015

Diperbarui: 28 Juni 2015   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu video art berdurasi kurang dari setengah menit, memuat adegan seorang lelaki berambut panjang tengah menodongkan blowdryer ke tubuh balon yang diisi udara, dan beberapa detik kemudian balon itu meledak. Dorr!

Biasa dan wajar, dalam benak saya memahami adanya reaksi fisika di sana. Balon karet sebagai kepanjangan penyelubung udara yang memiliki batasan dan blowdryer sebagai kepanjangan alat pengering rambut; elektromekanis yang meniupkan udara panas. Akantetapi, saya sebagai penonton lebih suka untuk melihat kehadiran balon sebagai kepanjangan dari suatu hal dari masalalu, sebagai aku lirik di dalam video. Sedangkan blowdryer sebagai kepanjangan dari hal lain di luar aku, dan hal baru di masakini.

Bagi saya hal yang paling menarik dari karya Performance Art adalah keberadaan si pelaku sebagai bagian dari konsep. Perihal bagaimana si pelaku meletakkan dirinya serta menentukan porsi saat mendistribusikan gagasan itu menjadi hal penting. Dari kelima layar yang  dipasang dan memutar adegan seorang lelaki berambut panjang tengah menodongkan blowdryer ke tubuh balon yang diisi udara, sebelum dan sesudah balon itu pecah. "Adakah yang memperhatikan lalu iseng menghitung berapa kali si pelaku mengedipkan mata? Adakah yang merasa bahwa tatapan mata yang ada di kelima layar itu tidaklah sama?" Dari warna balon dan pose FJ Kunthing, hati saya pecah pada layar kedua.  

FJ Kunthing antara Konstruksi Konflik dan Infinity in Flux sebagai tema Art Jog 2015. Hubungan antara konflik sebagai suatu gejala sosial dan Infinity in Flux sebagai pola. Melalui video art yang berdurasi 00:00:21 FJ Kunthing hendak menyampaikan bahwa konflik adalah suatu hal yang wajar, yang pernah terjadi dan pecah, baik di dalam diri, di dalam kelompok, maupun di dalam masyarakat. Konflik hanya bisa hilang bersamaan dengan hilangnya individu, kelompok, dan masyarakat itu sendiri. Seperti halnya keberadaan pola rupa di dunia seni.

Yogya, 27 Juni 2015.

https://instagram.com/p/4cEQgcHMiM/?taken-by=fjkunthing

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline